,

Risma Desak Revitalisasi Pasar 2017 Rampung

areknews
PD Pasar Surya : Komisi B minta Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) benar-benar bisa memilih calon direksi yang kredibel. Sebab, dalam kondisi sekarang PDPS membutuhkan sosok pemimpin yang bisa dipercaya untuk membenahi manajemen perusahaan pelat merah tersebut.ist

Surabaya, areknews – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendesak Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) segera merealisasikan pembangunan atau revitalisasi sejumlah pasar tradisional. Selama ini, PD Pasar Surya sudah mendapat kucuran anggaran yang cukup banyak untuk pembangunan sejumlah pasar di Surabaya. Namun, masih belum tuntas 100 persen.

“Kemaren (tahun 2015) kita beri 10 miliar hanya dipakai sekitar enam miliar dan sisanya dikembalikan lagi. Sekarang kurang minta lagi, ini kan jadi ketinggalan progresnya mundur lagi. Tiga pasar aja nggak tuntas, saya berharap secepatnya,” kata Risma di ruang kerja, Rabu (22/2).

Pihaknya menilai, kinerja PDPS harus lebih serius untuk percepatan pembangunan pasar karena sudah menerima kucuran anggaran. Padahal, perbaikan pengelolaan pasar di Surabaya memang menjadi salah satu prioritas, agar bisa bersaing dengan pasar modern. Sayangnya, PDPS selaku pengelola banyak mendapat sorotan karena tidak sesuai harapan dan sempat beberapa kali terlibat masalah hukum.

"Kita harus bisa bersaing dengan pasar modern. Bukan hanya sekedar pasar ya, harus bersih dan menarik untuk anak-anak dan anak muda. Selama mereka belum tertarik ke pasar tradisional ya belum berhasil. Soalnya lama mbangunya itu revitalisasi pasar," Tri Rismaharini, Rabu (22/2).
“Kita harus bisa bersaing dengan pasar modern. Bukan hanya sekedar pasar ya, harus bersih dan menarik untuk anak-anak dan anak muda. Selama mereka belum tertarik ke pasar tradisional ya belum berhasil. Soalnya lama mbangunya itu revitalisasi pasar,” Tri Rismaharini, Rabu (22/2).

Surat permohonan pencairan dana Rp10 miliar tertanggal (10/09/2015) tersebut mencantumkan untuk pembangunan empat pasar diantaranya Keputran Utara Rp1.945.970.000, Pucang Anom Rp3.894.227.000, Pasar Kembang Rp3.647.208.000, dan Tembok Dukuh Rp512.595.000.

Terkait hal ini, Direktur Teknik dan Usaha PDPS, Zandy Feryansah mengakui ada keterlambatan dalam proyek revitalisasi pasar pada tahap pertama yaitu tahun 2016 karena masalah non teknis. Dari empat pasar yang direncanakan, hanya pasar Tembok Dukuh selesai. Sementara, untuk Pasar Keputran Utara dan Pasar Kembang sudah dilakukan tahap pertama dan dilanjutkan tahun ini.

“Untuk Pasar Pucang Anom gagal lelang jadi belum dikerjakan pada tahun 2016. Seluruhnya akan dilanjutkan tahun ini menggunakan anggaran tahap kedua. Kita memang sudah dapat perintah dari Bu Wali untuk melakukan percepatan,” ujarnya.

Meski begitu, pihaknya menegaskan saat ini proses pembangunan tahap kedua yaitu tahun 2017 sudah mulai berjalan. Beberapa persiapan diantaranya perencanaan, lelang dan mempersiapkan tempat penampungan sementara (TPS) sudah dilakukan.

“Kita tidak memungkiri ada keterlambatan dan serapan rendah. Dari dana yang diterima tahap pertama 2015 yang dikerjakan tahun 2016 dikembalikan Rp3,8 miliar. Nah, tahun ini proyeknya sudah kita lanjutkan dengan anggaran tahap kedua,” pungkasnya.xco

Latest posts
Search