Surabaya, areknews – Pemerintah melalui Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan menargetkan pengerjaan angkutan massal cepat berupa trem di Kota Surabaya, selesai sebelum tahun 2020. Sekitar 2,7 Triliun anggaran telah disiapkan oleh pemerintah pusat melalui APBN. Untuk tahun ini 100 miliar sebagai tahab awal pembangunan Depo Joyoboyo.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Masduki Toha mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang tidak kenal lelah untuk mewujudkan proyek angkutan massal cepat ini. Menurutnya, biaya yang diberikan oleh pemerintah pusat dilakukan secara bertahap, Biaya tersebut termasuk untuk koridor proyek Utara-Selatan. “Untuk Barat-Timur pemkot harus mencari sponsor yang lain,” ujarnya, Kamis (22/6).
Biaya tersebut pun tidak langsung cair, akan tetapi step by step untuk multiyears dan sudah terbukti cair 100 Miliar. “Selanjutnya akan diusahakan 400 Miliar untuk trem itu. Lalu, sampai dengan batas tahun 2019 APBN sudah siap ,” terangnya.
Dengan pembiayaan awal yang murni APBN, politisi PKB ini optimistis proyek angkutan massal cepat Trem di Surabaya bisa digunakan bahkan dinikmati pada tahun 2020. “Makanya pemerintah kota lagi getol untuk jalan yang dilewati trem mulai dari tanah-tanah dibongkar semua. Ini agar trem terealisasi dengan baik,” ungkapnya.
Lelang Trem Dimulai Juli
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, Pemkot Surabaya bersama Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan juga PT KAI, telah bertemu untuk membahas percepatan pengerjaan trem. Pertemuan itu digelar di Balai Kota seusai kunjungan Direktur Jenderal Perkeretapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, menemui Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pada 16 Juni lalu.
“Dari pertemuan tersebut, paling tidak Juli nanti akan mulai digelar lelang trem untuk anggaran yang sudah ada. Untuk lelangnya, mereka (Kemenhub) yang melaksanakan. Kami (Pemkot) nggak tahu,” tegasnya.
Menurut Agus, proses lelang memakan waktu 1,5 bulan. Berikutnya, setelah didapat pemenang dan tanda tangan kontrak, pemenang lelang akan melakukan pengecekan lapangan (cek fisik) untuk pengerjaan pemasangan rel. “Lelang paling lama 1,5 bulan. Jadi kemungkinan September sudah bisa pasang rel nya. Meski nggak seluruhnya, mungkin sekitar 4-5 kilometer dulu,” jelas pejabat alumnus ITS ini.
Jangan Mangkrak
Ditempat terpisah, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Vinsensius juga mengapresiasi pemkot yang terus berupaya agar segera mungkin dapat merealisasikan trem sebagai langkah untuk mengurangi kemacetan.
“Namun angka 2,7 Trilun yang katanya dianggarkan di APBN sampai hari ini tidak muncul. Nah, yang ada itu baru 100 Miliar yang dianggarkan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub),” ungkapnya.
Anggaran sebesar 100 Miliar, kata anggota dewan yang akrab disapa Awey ini, hanya untuk pembangunan Depo Joyoboyo. Pihaknya khawatir anggaran Rp. 100 Milliar ini sulit terserap, karena pemkot harus melakukan relokasi warga yang menempati lahan PT. KAI di sekitar Joyoboyo dan ini tidak mudah.
Awey meminta agar proyek ini dikaji dengan baik, agar tidak mangkrak seperti proyek monorail yang ada di DKI Jakarta atau proyek underpass di jalan Mayjen Sungkono yang berjalan di tempat. “Kita menginginkan semua proyek dikerjakan dengan tuntas, tidak setengah – setengah. Apalagi mangkrak sehingga mengganggu estetika jalan,” harapnya.
Yang perlu kita sadarkan bersama, bahwa Rp. 100 Miliar itu nilai yang tidak seberapa dibanding Rp. 2,7 Triliun yang telah dianggarkan. Karena ada upaya pembangunan lintasan 11,7 km dibangun 3-4 km dulu.xco