Surabaya, areknews – Sebanyak 3.000 pelajar SD dan SMP sederajat di kota Surabaya akan mendapat kartu pelajar multiguna dari Bank BNI. Kartu dengan sebutan Smart Student Card yang akan dilaunching pada 17 Agustus 2017 bersamaan dengan HUT RI ke 72 ini, sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh pemerintah dan program BI.
Pelajar SD-SMP Negeri dan Swasta yang berada dibawah lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan dipermudah dalam bertransaksi. Kepala Kanwil BNI 46 Kota Surabaya Slamet Djumantoro menjelaskan, Smart Student Card memiliki banyak manfaat mulai dari rekaman data siswa (nama, tempat tinggalnya dan NIK) dan sebagai kartu ATM. Saat ini, pembuatan kartu masih dalam proses dan akan diserahkan secara bertahab. Pada saat launching nanti akan diserahkan 400 kartu kepada para pelajar.
“Kartu ini untuk pelajar SD dan SMP sederajat di kota Surabaya. Untuk SMA belum bisa berikan karena berada di bawah naungan Pemprov Jatim bukan Pemkot Surabaya. Surabaya menjadi kota pertama untuk program ini, sebelumnya ada di Makasar tapi fasilitas kartu tidak selengkap di Surabaya,” ujarnya, Kamis (10/8).
Menurut Slamet, kartu ini sudah tertanam chip yang terkoneksi ke banyak akses. Selain ada data – data siswa dan NIK, kartu ini juga bisa dimanfaatkan untuk kartu ATM, e-money, tabungan dan m-banking. Fasilitas BNI ini mendukung program Pemerintah dan Bank Indonesia melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
“Kartu ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien,” tambahnya. Saat ini sedang dilakukan piloting di 3 SMP di kota Surabaya yakni, SMP 1 dan SMP 4 yang nantinya akan secara bertahap diluncurkan di sekolah – sekolah lainnya.
Sementara itu, M. Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, kartu ini akan memudahkan SKPD nya untuk melakukan evaluasi. Termasuk perkembangan siswa di sekolah mudah dikontrol. “Untuk data pembuatan kartu kami sudah memiliki data siswa yang dibutuhkan. Jadi tidak perlu lagi memulai dari awal karena datanya tinggal di sinkronisasi,” kata Iksan.xco