Ketua Komisi C Bidang Pembangunan, Syaifuddin Zuhri mengatakan, perbaikan dilakukan agar semua saluran terkoneksi dengan baik. “Kalau sporadis, fungsi saluran untuk mengalirkan air tidak sesuai dengan tujuan,” ujarnya, Jumat 6/10). Beberapa proyek perbaikan saluran terutama untuk saluran tersier, yang sebelumnya ditangani Dinas PU, Bina Marga dan Pematusan, kini beralih ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota.
Perbaikan saluran tersier ini, kata Syaifuddin, sebagian besar berada di wilayah pinggiran kota. Namun, proyek tersebut selain lanjutan dari program Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, juga berasal dari usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). “Sebagian mengakomodir musrenbang untuk mengurangi titik banjir,” ungkap Politisi PDIP ini.
Ia optimistis alokasi anggaran Rp. 40 Miliar guna perbaikan lingkungan itu bisa terserap, meski penyelesaianyanya hanya berselang sekitar 2 bulan. Pasalnya, sebagian merupakan perencanaan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan sebelumnya. “Banyak yang sudah direncanakan PU, tapi di Cipta Karya sebelumnya tidak ada anggarannya,” paparnya.
Sementara itu, untuk pavingisasi Syaifuddin mengaku pengerjaanya tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena, sesuai peraturan presiden tentang pengadaan barang dan jasa, prosesnya bisa dilakukan tanpa lelang, jika nilainya tidak lebih dari Rp. 200 juta. Apalagi, lokasi pengerjaan di banyak titik. Sehingga, serapannya dimungkinkan sesuai target. Tetapi, sebaliknya, jika digunakan untuk pembangunan Box Culvert, ia yakin tak akan rampung hingga akhir tahun. “Karena tergantung pada jaringan utilitas, pengukuran dan lainnya,” pungkasnya.xco