Surabaya, areknews – Lima anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Surabaya sepertinya bakal terancam tidak masuk dalam daftar Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) tahun 2019, karena hingga saat ini belum mendaftar ke kantor DPC PKB Surabaya. Ke lima anggota Fraksi PKB DPRD Surabaya tersebut masing-masing adalah Masduki Toha (Wakil Ketua DPRD), Minun Latief (Ketua BK), Camelia Habibah (Sekretaris Komisi C), Laila Mufidah (Ketua Fraksi) dan Mazlan Mansyur (Ketua Komisi B).
Mantan Ketua DPC PKB Surabaya H. Syamsul Arifin mengungkapkan, meskipun masa jabatannya telah berakhir pada tanggal 21 Maret 2018 lalu, namun, Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Surabaya masih tetap bekerja. “DPC selama ini sudah bekerja, LPP itu secara mandataris masih sah karena SK nya sampai 2019. Sesuai hasil rapat yang dihadiri Ketua LPP DPW Jatim Thoriqul Haq, salah satu agenda pentingnya adalah rekrut Bacaleg dan pemenangan Pilkada 2018, dan Pilpres 2019, artinya ini bukan sulapan, tapi riil,” ujarnya, Senin (30/4).
Menurutnya, sampai saat ini LPP telah berhasil merekrut 35 Bacaleg yang berasal dari internal dan eksternal, sementara untuk batas waktu pendaftaran akan berakhir pada tanggal 15 Mei 2018. LPP DPC PKB juga akan akan bertindak tegas sesuai aturan, jika dari ke lima anggota Fraksi PKB di DPRD Surabaya tersebut ternyata tidak mendaftarkan diri sebagai Bacaleg sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka serta merta akan ditinggal.
“Jadi nggak usah kaget, karena kami dikejar waktu, kalau sampai batas waktu 15 Mei tidak mendaftar, maka dianggap tidak mencalonkan diri atau barangkali telah nyalon ditempat lain,” tandasnya.
Tindak Tegas Kader Tidak Loyal
Ditanya alasannya, kenapa pihaknya akan bertindak tegas kepada mereka yang tidak mendaftar (termasuk 5 anggota Fraksi PKB DPRD Surabaya), Syamsul mengatakan jika tahapannya sudah dilalui sebagaimana mestinya. Jadi tidak ada alasan untuk mengatakan tidak tahu menahu. “Faktanya seluruh anggota fraksi PKB Surabaya itu belum ada yang mendaftar sampai saat ini, padahal sudah diumumkan, dan harusnya mereka sudah tau, tidak perlu diminta, kalau nggak tau kan bisa tanya ke pak HM Syaifi, masak nggak kenal juga sama beliau,” terangnya.
Cak Syam-sapaan akrab Syamsul Arifin- meminta kepada semua pihak, terutama kepada mereka yang berada diluar, untuk tidak lagi mencampuri persoalan internal partainya. “Saya minta masalah internal jangan diumbar diluar, lha wong dia (Masduki Toha) rapat saja nggak pernah kok mau ngurusi, pernyataan dia itu lucu, masak saya harus ngajari, kan dia itu sudah jadi dewan selama tiga periode, kok masih nggak tau aturan,” protesnya.
Tidak hanya itu, demi masa depan partai, Syamsul juga mengaku tidak akan segan-segan membuka seluruh persoalan internal yang selama ini muncul layaknya “api dalam sekam”, karena berdampak kepada kondusifitas internal partai yang selama ini dijaganya. “Jika menyangkut urusan internal, sebaiknya yang merasa berada diluar tidak melakukan intervensi, ini adalah urusan kami, kami hanya ingin menjaga marwah partai, kalau diteruskan tentu saya akan bertindak dan tidak menutup kemungkinan kami akan melalui jalur hukum,” tegasnya.
Mengaku telah memiliki bukti yang cukup, Syamsul juga bakal melakukan pengusutan secara tuntas terhadap siapapun yang terlibat, termasuk siapa sebenarnya yang menjadi aktor intelektual di belakangnya. “Jika terpaksa, saya akan buka siapa sebenarnya yang bermain dibelakang gerakan itu, ini pasti saya lakukan, karena kami sudah memiliki bukti yang cukup,” pungkasnya.xco