Surabaya, areknews – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) akan menyiapkan program untuk memperkuat dan menyebarluaskan nilai juang 45 kepada generasi muda terutama kaum millenial. Langkah ini penting dilakukan sebagai upaya menjaga NKRI dan Pancasila secara utuh menyeluruh.
“Sebagai generasi penerus, banyak kaum millenial tidak tahu sejarah bagaimana bangsa ini terbentuk. Ditambah menurut hasil survei lembaga seperti UIN Syarif Hidayatullah menyebutkan bahwa kelompok siswa yang tidak setuju Pancasila sebagai dasar negara makin meningkat. Hal ini seiring dengan penelitian LIPI yang menunjukkan kristalisasi politik identitas justru di kelompok masyarakat terdidik, baik yang berpendidikan S3, S2 maupun S1,” kata Khofifah saat menerima audiensi DPP, DPD LVRI Jatim dan DPC LVRI Surabaya di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Menurutnya, penguatan nilai juang dan ideologi Pancasila ini menjadi masalah dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. Dibutuhkan sinergi semua elemen, khususnya LVRI sebagai organisasi para veteran yang nemiliki pengalaman langsung bagaimana berjuang dan berkorban untuk mempertahankan Indonesia.
Ke depan Pemprov Jatim bersama LVRI akan bergerak ke sekolah-sekolah khususnya SMA dan SMK di Jatim untuk mengajarkan nilai patriotik dan nilai juang 45 kepada para siswa.
Pemprov Jatim juga segera membuat MoU dan Perjanjian Kerjasama dengan LVRI terkait hal ini.
“Kelompok millenial memiliki dunia yang berbeda dari baby boomers dan Generasi X, mereka berinteraksi serba digital, cara berkomunikasi dengan mereka pun dengan rumpun bahasa dan cara yang berbeda. Jadi diperlukan program dengan formulasi khusus agar mereka tertarik dan betah mengikutinya sehingga efektif,” katanya.
Mantan Menteri Sosial ini lantas bercerita program napak tilas wisata sejarah yang pernah dilakukan di Kementerian Sosial. Program ini mengajak siswa sekolah baik negeri, swasta maupun sekolah bertaraf internasional di Jakarta untuk berkeliling ke tempat-tempat bersejarah. Mulai Lubang Buaya, TMP Kalibata sampai Museum Satria Mandala.
Dalam program ini, para siswa dikenalkan sejarah perjuangan bangsa. Seperti di TMP Kalibata, para siswa melakukan tabur bunga dan menghormati para pahlawan dengan mendoakannya. Disana mereka juga dapat melihat film dokumenter yang diputar di teater room. Terakhir, di Museum Satria Mandala mereka diminta menyampaikan kesan dan pesan.
“Disitulah mereka bercerita bagaimana mereka senang sekali dan merasa beruntung diajak napak tilas wisata sejarah ini. Karena banyak dari mereka walaupun fasih digital, pegang gadget, tapi tidak tertarik mencari tahu soal pahlawan atau sejarah bangsa. Jadi program seperti ini yang harus kita lakukan untuk membuat generasi millenial tertarik belajar sejarah bangsa. Kita cari duta milenial untuk bergerak dari sekolah ke sekolah untuk bertutur tentang kepahlawanan, keperintisan, perjuangan dan kepatriotan, ” kata Khofifah.
Senada dengan Gubernur Jatim, Wakil Ketua Umum DPP LVRI, Mayjen TNI (Purn.) Syaiful Sulun mengakui saat ini banyak generasi muda yang tidak mengenal sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Ditambah saat ini banyak berkembang paham radikalisme yang berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
LVRI sebagai organisasi para veteran, lanjutnya, berkewajiban mewariskan nilai juang 45 terutama kepada kaum muda. Banyak upaya yang dilakukan LVRI dalam mengenalkan nilai-nilai kejuangan seperti memberikan pelatihan kepada guru maupun siswa. “Khusus untuk Provinsi Jatim terutama Kota Surabaya program ini sudah berjalan baik. Kami ingin ke depan program ini juga berjalan di kab/kota yang lain,” katanya.
Dirinya berharap upaya penguatan nilai juang ini tidak pernah berhenti. Ia pun berharap Jatim mampu menjadi daerah percontohan dalam upaya penguatan nilai-nilai ini. “Terimakasih atas perhatian dari Ibu Gubernur terutama Pemprov Jatim dalam upaya penguatan nilai ideologi Pancasila agar tetap terpelihara dengan baik,” pungkasnya.xco