Solo, areknews – Industri jasa keuangan di Jawa Timur sampai dengan triwulan III tahun 2019 menunjukan kinerja positif. Hal ini sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Jatim. Total aset 403 Bank yang beroperasi di Jawa Timur meningkat sebesar 8,40% dan dana yang dihimpun meningkat 8,78% serta penyaluran kredit meningkat 6,90%.
“Intermediasi perbankan cukup baik dengan LDR sebesar 84,59% serta NPL yang masih terjaga sebesar 3,75%,” ujar Kepala OJK KR4 Jatim Heru Cahyono, di Solo, Jumat, (11/10).
Pasar modal Jawa Timur, kata Heru, juga menunjukkan kinerja positif yang tercermin pada peningkatan jumlah investor saham sebesar 58,75% lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasional sebesar 52,66%. Sedangkan jumlah investor saham di Jawa Timur sebesar 13,40% dari total investor saham secara nasional.
“Kinerja yang baik juga ditunjukkan oleh Industri Keuangan Non Bank di Jawa Timur, dengan pertumbuhan pendapatan premi asuransi sebesar 2,69% dan pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan sebesar 6,88% dengan NPF yang terjaga dengan baik sebesar1,86%. Selain itu perkembangan Dana Pensiun juga baik yang tercermin dari pertumbuhan asset bersih dan investasi masing-masing sebesar 11,7% dan 11%,” jelasnya.
Heru Cahyono juga menjelaskan, OJK Regional 4 Jawa Timur telah melakukan upaya yang masif dan intensif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur melalui fungsi edukasi dan perlindungan konsumen serta optimalisasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
“Edukasi kepada masyarakat dilaksanakan melalui 138 kegiatan sosialisasi dengan peserta edukasi sebanyak 21.075 peserta yang terdiri dari berbagai profesi, pelaku UMKM, pegawai, pelajar, akademisi dan ibu rumah tangga,” lanjutnya.
Sementara itu upaya peningkatan inklusi di Jawa Timur sampai dengan triwulan III tahun 2019 dilakukan melalui pendirian 15 LKMS Bank Wakaf Mikro dibeberapa lokasi pondok pesantren untuk memberdayakan ekonomi masyarakat miskin disekitar Pondok Pesantren dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada rentenir.
Selanjutnya, perluasan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Program LAKU PANDAI) mengalami peningkatan sebesar 53,84% dengan jumlah agen sebanyak 204.087 agen.
Serta peningkatan pemberdayaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp17,9 T dan merupakan peringkat ke 2 terbesar dalam penyaluran KUR secara nasional dengan NPL hanya sebesar 0,02%.
Sementara itu, dalam rangka menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan di Jawa Timur, OJK Regional 4 Jawa Timur juga menjalankan fungsi perlindungan konsumen melalui penanganan pengaduan nasabah sebanyak 1.598 pengaduan, pemberian pelayanan SLIK kepada masyarakat sebanyak 5.132 pemohon dan peningkatan peran Tim Kerja Satgas Waspada Investasi Jawa Timur.
“Ini dilakukan dalam merespon maraknya penawaran investasi illegal di berbagai daerah yang terbukti merugikan masyarakat dengan kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat melalui berbagai media baik on-air maupun off-air,” pungkasnya.xco