,

Banjir Musiman Masuk Tranding Topic Warga Gubeng saat Reses Dewan

Surabaya, areknews – Hasil reses DPRD kota Surabaya yang dilakukan oleh Ketua Komisi A di wilayah Dapil I Kecamatan Gubeng Surabaya, berhasil menyerap berbagai aspirasi dari warga. Permasalahan penanganan banjir dan pembangunan yang belum merata menjadi tranding topic utama.

“Warga mengadu soal banjir terutama di wilayah Kecamatan Gubeng Kelurahan Mojo,” ujar Ketua Komisi A DPRD Surabaya Pertiwi Ayu Krishna, Selasa (4/2) di ruang kerjanya.

Menurutnya, permasalahan banjir yang menimpa warga di Kecamatan Gubeng terjadi di enam titik diantaranya, Kelurahan Mojo. Di daerah Mojo itu, kata Ayu, semua perkampungan telah dilakukan pavingisasi lewat Musrembang. Namun, saat hujan lebat banjir terjadi hingga batas pinggul orang dewasa.

Selain itu, warga Mojo juga protes soal pembangunan yang dinilai belum merata. Kenapa penataan pembangunan hanya dilakukan ditengah kota saja, sedangkan di perkampungan belum mendapat perhatian lebih dari Pemkot. “Ya, mereka memprotes soal penataan pembangunan tengah kota, sedang di perkampungan belum disentuh,” jelasnya.

Tidak hanya di Kelurahan Mojo, reses yang dilakukan oleh politisi Partai Golkar ini juga masuk di wilayah Kelurahan Barata Jaya. Keluhan warga juga hampir sama yakni masalah banjir dan saluran drainase yang tidak terkonekting ke saluran sekunder maupun primier dengan baik.

Akibatnya lanjut Ayu, saluran tersier yang ada tidak mampu menampung debit air saat hujan lebat. “Ya jelas tidak akan mampu menampung debit air yang besar jika turun hujan lebat, karena saluran tersier yang ada sangat kecil,” terang Ayu.

Harusnya kata Ayu, pembangunan drainase itu perlu kajian yang mendalam, berapa kapasitas daya tampung dibandingkan dengan debit air yang mengalir saat hujan lebat. “Pemkot dalam mengerjakan proyek drainase diharapkan tidak asal-asalan. Ini kan menyangkut tentang pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dipakai dari APBD kota Surabaya pada masyarakat,” tukasnya.

Problem lainnya, soal janji pengadaan terop, kursi, Keranda dan lain-lain tidak pernah terealisasi hingga saat ini. “Kami sebagai wakil rakyat sangat menyayangkan permasalahan ini menjadi promblematika tiap tahun yang tak kunjung menemukan solusi,” pungkasnya.xco