Surabaya, areknews – Operasi pasar tiga komoditi (Gula, telor dan bawang putih) digelar oleh Dinas Perdagangan surabaya di tiga titik Kecamatan, Kamis (19/3). Komoditas gula paling laris terjual ludes dalam hitungan menit.
Operasi pasar tersebut juga dipantau oleh Anggota Komisi B DPRD Surabaya John Thamrun di Kantor Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal. John menyatakan, komoditas gula masih menjadi ‘primadona’ yang paling dicari warga.
“Dalam 30 menit, gula yang disediakan ludes dibeli warga. Memang harganya gula sudah mencapai Rp 20.000 per kilo di pasaran, di sini Rp 12.200 per kilo, selisih harga cukup banyak,” ujarnya.
John Thamrun berharap, operasi pasar bisa digelar pemerintah Kota Surabaya merata di seluruh kecamatan sehingga membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dengan harga murah. Alhasil, kestabilan harga gula ataupun komoditi lain bisa segera terkendali.
Selain itu, di tengah merebaknya virus corona, John mengimbau agar masyarakat tidak terpancing untuk melakukan panic buying. Pasalnya, hal ini justru merugikan masyarakat sendiri.
“Percuma dilakukan panic buying sebab stok saat ini melimpah. Panic buying justru akan merugikan warga sendiri karena akan membuat harga melonjak. Warga tidak perlu panik cukup membeli dengan sejumlah sesuai kebutuhan saja, stok yang dimiliki masih banyak tersedia,” urai pria yang juga berprofesi advokat ini.
Terpisah, Trio Wahyubowo, Kabid Distribusi Dinas Perdagangan Surabaya, menjelaskan, operasi pasar dilakukan guna menjaga kestabilan harga pasar yang mana ada tiga komoditi utama yang kita sediakan yakni Gula, telor dan bawang putih.
“Untuk gula kami jual di bawah HET Rp 12.200 per kilo, telor Rp 22.700 per kilonya , Bawang Putih Rp11 ribu per kilo,” terang Trio.
Menurut dia, gula menjadi komoditi paling laris dalam operasi pasar kali ini. Pasalnya, harga gula di pasar masyarakat saat ini semakin tinggi, operasi pasar diharap membantu kebutuhan masyarakat akan gula terpenuhi sehingga harga segera kembali stabil.
Untuk komoditas gula, lanjut Trio, digelar di tiga kelurahan dari tiga kecamatan dengan masing-masing persediaan 1,5 kuintal. “Memang dirasa sangat sedikit untuk warga satu kelurahan namun antusias warga cukup tinggi sehingga baru 30 menit OP digelar pukul 09.00 langsung habis terbeli oleh warga,” jelas dia.
Hanya saja satu warga dibatasi hanya diperbolehkan membeli maksimal 1 kilogram gula. Artinya 150 kilogram gula bisa mencukupi sebanyak 150 orang warga yang mengantri di operasi pasar. Untuk telor, warga tidak dibatasi pembeliannya.
“Memang di beberapa daerah komoditas gula saat ini menjadi paling laris dimanapun OP digelar,” tambah Trio.
Alumnus ITS ini menambahkan, sesuai perintah Walikota Surabaya, operasi pasar akan digelar di 31 kecamatan. “Ini sudah putaran ketiga, nanti tanggal 23 dan terus di 31 kecamatan kita habiskan. Memang tujuan kami agar warga mendapat komoditi gula dengan harga yang jauh di bawah harga pasar,” paparnya.
“Untuk informasi tentang Operasi Pasar bisa diakses lewat media sosial kami Disperindag Surabaya, sosialisasi juga akan diberikan setiap kecamatan,” pungkas Trio.xco