Surabaya, areknews – Pandemi Corona Virus atau COVID-19 berdampak buruk bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik Jatim menyebut, kinerjanya di Triwulan I/2020 hanya mampu tumbuh 3,04 persen jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
“Ekonomi Jatim Triwulan I-2020 jika dibandingkan dengan Triwulan I-2019 hanya tumbuh sebesar 3,04 persen, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,55 persen,” ujar Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan saat teleconference di Surabaya, Selasa (5/5).
Perlambatan tersebut terjadi akibat kontraksi atau penurunan pertumbuhan di sejumlah sektor yang berdampak COVID-19. Beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah lapangan usaha konstruksi yang tumbuh minus 7,70 persen akibat penurunan realisasi pengadaan semen di Jawa Timur.
Kondisi tersebut juga terjadi pada jasa pendidikan yang mengalami pertumbuh minus 6,54 persen akibat penurunan pendapatan sekolah yang terdampak virus Corona sehingga penyelenggaraan pendidikan dilakukan di rumah atau School From Home (SFH).
Beberap sektor lain yang mengalami perlambatan diantaranya adalah pengadaan listrik dan gas tumbuh minus 5,08 persen akibat penurunan pertambangan minyak dan gas yang terimbas dari penurunan harga minyak mentah.
Transportasi dan Pergudangan tumbuh minus 5,02 persen dibanding triwulan sebelumnya akibat pengurangan dan pembatalan beberapa perjalanan di moda transportasi untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Dan juga Jumlah penumpang bandara Juanda mengalami penurunan baik domestik maupun internasional. Dan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan karena belum masuk musim panen 2020.
Sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,77 persen, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,12 persen, Jasa Pendidikan sebesar 6,07 persen, Real Estat sebesar 5,38 persen, dan Konstruksi sebesar 5,31 persen.xco