Banyuwangi, areknews – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Edhy Prabowo, mengunjungi PT Iroha Sidat Indonesia (ISI) yang merupakan bagian dari PT Suri Tani Pemuka, anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kunjungan yang juga dihadiri oleh perwakilan anggota DPR RI, Bupati Banyuwangi, beserta jajaran pemerintah daerah lainnya ini merupakan rangkaian Kunjungan Kerja Menteri Kelautan RI di pulau Jawa yang didampingi oleh beberapa Dirjen dan Kepala Badan KKP RI.
Berdiri sejak 2012, ISI memiliki komitmen untuk menyediakan produk sidat berkualitas dengan standar internasional didukung oleh proses produksi yang terintegrasi, proses pemilihan dan pengawasan yang ketat, dan proses budidaya yang bertanggung jawab serta berkelanjutan. Berlokasi di Bomo dan Karang Tekok, Jawa Timur, dengan total luas area operasional 45,01 hektar, ISI memiliki fasilitas tambak budidaya, processing serta cold storage.
Hasil budidaya kemudian diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah untuk didistribusikan ke pasar domestik maupun internasional.
Ardi Budiono, Head of Aquaculture Division JAPFA menyampaikan, selain proses produksi terintegrasi, kami juga menerapkan budidaya sidat yang berkelanjutan melalui sistem restocking. “Kami selalu memastikan bahwa sidat yang kami budidayakan akan kami kembalikan ke alam. Sejak tahun 2015, kami mengembalikan lebih dari 250 ribu ekor sidat ke habitatnya,” ujarnya, Jumat (10/7).
Produk ikan sidat diolah dengan menerapkan standar produksi dan kualitas mutu internasional sehingga dapat diterima di pasar luar negeri. Tidak hanya sidat, JAPFA secara kontinu telah mengekspor produk perikanan sejak 1992.
Pada Januari hingga Juni 2020, Divisi Aquaculture JAPFA telah mengekspor senilai Rp 216 miliar produk budidaya perikanan berupa produk budidaya perikanan berupa produk olahan sidat, tilapia dan udang yang didistribusikan 14 negara di benua Amerika, Eropa, Afrika dan Asia.
Walaupun Indonesia tengah dilanda pandemi COVID-19, komitmen JAPFA untuk terus menjaga rantai pasokan pangan terus berlanjut. Tentunya, operasional dijalankan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan semua pihak sesuai dengan protokol kesehatan sehingga tetap dapat memenuhi permintaan ekspor.
“Ekspor merupakan langkah strategis yang diambil perusahaan saat ini. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Karenanya, JAPFA maupun anak usahanya terus menjaga standar kualitas mutu dan layanan produk guna memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri, serta mendukung program pemerintah Indonesia mencapai target ekspor Perikanan Indonesia,” jelas Ardi.
Mewujudkan prinsip 3P (People, Planet, Profit), Divisi Aquaculture JAPFA juga akan mengembangkan fasilitas eduwisata bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Di fasilitas eduwisata ini, pengunjung dapat melihat secara langsung proses budidaya sidat dan udang. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat proses pengolahan sidat secara virtual. Pengunjung pun dapat menikmati langsung dan membeli produk olahan sidat sebagai buah tangan.
Selain itu, Divisi Aquaculture JAPFA bekerjasama dengan Kindai University Jepang dan Universiti Malaysia Sabah, mendirikan Research and Development Centre yang nantinya akan menjadi pusat riset dan pelatihan budidaya perikanan. Melalui fasilitas ini, diharapkan industri budidaya perikanan Indonesia dapat semakin berkembang dan membawa dampak positif bagi masyarakat.xco