, ,

BI Optimistis Fesyar Pacu Pertumbuhan Ekonomi Regional

Surabaya, areknews – Bank Indonesia meyakini, Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2020 bisa memacu pertumbuhan ekonomi regional, dan bisa dijadikan momentum kebangkitan dan pemulihan ekonomi nasional, akibat pandemi virus corona Covid-19 yang masih melanda Indonesia.

Dalam sambutannya di opening ceremony Fesyar 2020, Senin (5/10) secara virtual, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, Fesyar Jawa merupakan puncak dari rangkaian kegiatan edukasi, eksebisi dan advisory ekonomi dan keuangan syariah tingkat regional yang sudah dilaksanakan di beberapa daerah.

“Sebelumnya kegiatan Fesyar telah sukses diselenggarakan di wilayah Kawasan Timur Indonesia, dan di wilayah Sumatera,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Bank Indonesia (BI) terus menjaga komitmen dalam mendukung akselerasi ekonomi syariah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi regional, melalui kerjasama dengan berbagai mitra strategis, Bank Indonesia kembali menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar).

Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa, kata Dody Budi Waluyo, merupakan satu rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Syariah menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), sebuah event ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia.

Selain itu, tambah Dody, kegiatan Fesyar merupakan bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap visi Indonesia sebagai pusat dari pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah dunia.

Pagelaran Fesyar Regional Jawa 2020 kali ini merupakan wajah baru penyelenggaraan Fesyar yang dilakukan secara virtual.

Dody menambahkan bahwa Bank Indonesia menaruh perhatian yang besar dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi nasional khususnya pada periode pemulihan ekonomi di era new normal.
Deputy Gubernur BI tersebut kembali menjelaskan, kebijakan ekonomi dan keuangan syariah merupakan bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Dirinya menerangkan, teradapat tiga kunci utama dalam menghadapi tatangan dalam mendukung transformasi ekonomi syariah nasional, meliputi, aspek hukum (kajian RUU ekonomi syariah), aspek kelembagaan (perubahan dari KNKS menjadi KNEKS) dan aspek kebijakan.

Ditengah kondisi pandemi saat ini, tambah Deputy Gubernur BI, tentu kita berharap agar kebijakan eksyar dapat berjalan dengan lebih adaptif dan ikut menopang pemulihan nasional.

“ZISWAF bisa kita optimalkan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru, aktivitas usaha syariah dipasarkan secara online dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan primer maupun alat kesehatan, seraya perbankan syariah juga ikut mendukung program restrukturisasi pelaku usaha,” pungkasnya.xco