Surabaya, areknews – DPRD Kota Surabaya segera mempercepat realisasi Sister City antara Kota Surabaya dengan Kota Gaziantep Turki. Hal ini setelah adanya permintaan dari Pemkot Surabaya ke Pansus Sister city, agar dewan menyetujui kerjasama Sister City antar Surabaya dan Gaziantep.
Anggota Pansus Sister City kota Surabaya-Gaziantep Turki, Ibnu Sobir menerangkan, pada 11 Desember 2019 Pemkot Surabaya pernah melakukan Letter of Inten atau naskah kerjasama Sister city dengan Wali Kota Gaziantep saat itu, Fatma Sahin, kemudian ada peraturan dari Kemendagri bahwa, pasca dilakukannya Letter of Intens antara Pemkot Surabaya dengan Gaziantep Turki, diberi batas waktu satu tahun untuk segera merealisasikannya yaitu sister city.
“Nah karena sudah hampir satu tahun Loi di tanda tangani, terhitung sejak 11 Desember 2019 maka Pemkot Surabaya minta persetujuan ke dewan untuk menyetujui permohonan sister city ini yaitu, Surabaya dengan Gaziantep Turki. Ini kan sudah mendekati bulan Desember 2020,” ujarnya, Senin (9/11).
Menurut Ibnu Sobir, ada tiga poin naskah kerjasama Loi antara Pemkot Surabaya dengan Kota Gaziantep Turki yaitu, Budaya dan Pariwisata, Pengembangan Ekonomi Kreatif, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau SDM.
Di era milenial saat ini kerjasama sister city memang sangat penting, karena untuk kerjasama internasional disegala bidang nantinya akan semakin meningkatkan pembangunan bagi Kota Surabaya.
“Jadi saya sebagai anggota Pansus Sister city Surabaya-Gaziantep Turki sangat setuju, jika kerjasama ini secepatnya di realisasikan,” jelasnya.
Lebih lanjut kata Ibnu Sobir, Gaziantep merupakan kota di sebelah tenggara Turki yang berpenduduk 1.060.000 jiwa dengan luas lahan 7,462 km persegi, dan merupakan kota terbesar ke 6 di Turki.
Secara umum, Turki merupakan negara yang sedang melaju pesat kondisi ekonominya, meskipun Turki sedang dihantam berbagai persoalan. Buktinya, kondisi pandemi Covid-19 ini Turki relatif survive secara ekonomi, kenapa karena ekonomi Turki tidak minus, melainkan surplus.
Kemudian, jelas Ibnu Sobir, disektor pendidikan, Turki sangat maju sehingga banyak warga negara Indonesia (WNI) yang mendapat beasiswa study ke Turki.
Ada juga pondok pesantren di Indonesia bekerjasama dengan ponpes yang ada di Turki, menurut kami ini sangat bagus. Di sektor pariwisata, kembali kata Ibnu Sobir, pendapatan terbesar negara Turki justru dari sektor pariwisata. Ini pengalaman saat kami di pansus berkunjung ke Kota Ishmir-Turki beberapa waktu lalu sebelum ada wabah virus corona Covid-19.
Nah terkait kerjasama Sister city, ujar Ibnu Sobir, kami melihat orang Turki sangat komitmen dengan suatu perjanjian. Karena itu harapan kami setelah sepakat menyetujui kerjasama, kita tidak ingin Loi ini menjadi semacam seremoni saja, tetapi harus menguntungkan ke dua belah pihak yaitu, Pemkot Surabaya dan Kota Gaziantep Turki.
Baik keuntungan dari kapitalisasi SDM, kemudian untuk dari sisi ekonomi, karena jangan sampai kita membuat kerjasama yang temanya tema ekonomi, tetapi Pemkot Surabaya tidak beruntung secara ekonomi maupun ilmu ekonomi.
“Jadi saya pikir Pansus akan menyetujui kerjasama Sister city antara Pemkot Surabaya dengan kota Gaziantep Turki,” pungkasnya.xco