Surabaya, areknews – Workshop Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling untuk guru BK se-SMA kabupaten Sidoarjo diselenggarakan pada Senin 12 April 2021 di Indoor Stadium, Singapore National Academy (SNA) School. Workshop mengangkat topik ‘ Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Persiapan Psikologi Siswa Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka’.
Kegiatan dibuka oleh Yulia Ayu, selaku Assistant Dean of Support & Service dan perwakilan dari Yayasan sekolah.
Menurutnya dilaksanakan kegiatan ini di SNA School tentu menjadi kebanggaan untuk dapat menyambut 54 perwakilan guru BK SMA se-kabupaten Sidoarjo, yang hadir di workshop ini.
“Pelaksanaan workshop tentu dilakukan dengan protokol kesehatan ketat sesuai anjuran pemerintah,” ujarnya.
Workshop difasilitasi oleh Dra Rukmini Ambarwati, M.Psi., selaku Pengawas Provinsi Jatim wilayah Sidoarjo dan juga Pembina MGBK kabupaten Sidoarjo.
“Inisiasi workshop ini berangkat dari munculnya beragam kejadian negatif yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh secara daring selama pandemic Covid-19 ini dan persiapan untuk transisi ke pembelajaran tatap muka nantinya,” jelas Dra Rukmini Ambarwati.
Peran Guru BK menjadi sangat signifikan untuk mendukung dan mendamping para siswa tidak hanya dalam beradaptasi terhadap situasi pandemi, menjalani pembelajaran jarak jauh dan tantangan lain yang muncul yang dapat menyebabkan dampak negative bagi psikologis siswa.
Menurut Bu Ambar, demikian sapaan beliau, Guru BK memiliki peranan sangat krusial, berbeda dengan guru mata pelajaran lainnya.
“Jika mata pelajaran lainnya dilakukan secara daring dengan menggunakan Zoom, Google Meet dan sebagainya disertai dengan pemberian setumpuk tugas-tugas tertentu. Kehadiran guru BK diharapkan dapat menjadi penyeimbang proses pembelajaran. Dalam situasi siswa yang jenuh belajar dalam jarak jauh, kepenatan dan stress yang timbul, guru BK hadir menyapa secara personal, menjadi rekan diskusi dan konseling untuk memberikan dukungan bagi kesehatan mental siswa,” tuturnya.
Metode komunikasi yang dilakukan sangat beragam, guru dapat melakukan eksplorasi mandiri sesuai dengan karakter siswa dan sumberdaya yang dimiliki.
Sangat dianjurkan untuk tidak terlalu sering menggunakan channel komunikasi yang biasanya digunakan untuk kelas mata pelajaran umumnya, seperti ZOOM atau Google meet.
Rukmini Ambarwati sangat mengharapkan guru-guru BK lebih proaktif, untuk memfasilitasi pendampingan yang tepat, sehingga para siswa dapat belajar untuk membantu dirinya sendiri, mampu beradaptasi, bertahan dan bangkit menghadapi kondisi pandemi lebih baik lagi.
Sementara untuk menyambut tahun ajaran baru yang akan dimulai Juli 2021 mendatang, workshop ini diharapkan dapat mempersiapkan para guru dalam proses bimbingan dan konselingnya, sehingga peserta didik siap untuk melakukan transisi pembelajaran tatap muka dengan sederet protokol kesehatan yang berlaku.
“Tentu pembelajaran tatap muka sudah sangat dinantikan, tetapi hanya dengan persiapan matang dan pemahaman yang lengkap, menjadi langkah antisipasi para siswa terhindar dari kejenuhan dan kepenatan belajar dan lebih antusias untuk memulai tahun ajaran,” ungkap pencetus BK Online 2012 ini.
Pada akhir sesi workshopnya, Ia menganjurkan ke peserta workshop untuk memperkuat relasi dengan para siswa dan meningkatkan sesi-sesi motivasi bersama siswa dengan lebih personal.
SNA School dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena menurutnya SNA School adalah sekolah yang sangat berpotensi untuk menjadi contoh bagaimana proses konseling kepada siswa dan orang tua dilakukan seperti implementasi program multiple intelegence di level sekolah dasar, konseling secara personal dengan tim counselor pada level SMP dan SMA, dimana siswa dan orang tua tidak hanya berdiskusi dan berkonsultasi tentang banyak hal seperti kendala belajar, komunikasi dengan guru mata pelajaran bahkan rencana untuk melanjutkan studi ke jenjang universitas.
Selain itu, penerapan pendidikan berbasis personalisasi (personalized education) di SNA dapat menjadi inspirasi menarik bagi sekolah di Sidoarjo pada khususnya. Pendekatan ini menyesuaikan pembelajaran dengan kekuatan, kebutuhan, keterampilan, dan minat setiap siswa.
“Dengan pendekatan ini, pendampingan ke peserta didik dilakukan secara berkesinambungan sehingga pemetaan kognitif, afektif dan psikomotorik lebih terarah,” tambahnya.
Di sisi lain, Prima Liestyawati SE, MBA., selaku Kepala SMA SNA School menyampaikan harapannya agar seusai kegiatan workshop ini, para guru BK dapat mempererat komunikasi antar guru, untuk saling berbagi pengalaman dalam proses bimbingan dan konseling kepada para siswanya, sehingga dapat menginspirasi dan juga memperkaya referensi dalam pendampingan kepada para siswanya.xco