Surabaya, areknews – Bulan April tahun 2021, wilayah Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,10%. Inflasi ini terjadi akibat lonjakan permintaan konsumen jelang ramadhan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan, semua kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di Jatim mengalami inflasi.
“Jadi, pada bulan April 2021 Provinsi Jatim alami inflasi 0,10%,” ujarnya dalam siaran pers BPS Provinsi Jatim secara virtual, Senin (3/5).
Ia menjelaskan, bahan makanan yang umumnya menjadi penyumbang inflasi, namun pada momen hari besar keagamaan nampaknya cukup terkendali.
“Bahkan mengalami deflasi yang didorong oleh harga beras pada musim panen lalu, yang cenderung menurun,” terangnya.
Dadang Hardiwan mengungkapkan, disisi lain komoditas emas dan perhiasan ikut menyumbang terjadinya inflasi di Jatim pada bulan April kemarin, ditengah isu turunnya harga emas dunia beberapa bulan terakhir.
Dirinya menambahkan, kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Pertamax per 01 April 2021 yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak berdampak negatif pada inflasi di Jatim.
“Mengingat kenaikan harga BBM hanya terjadi di Provinsi Sumatera Utara,” kata Dadang Hardiawan.
Untuk inflasi tertinggi di Jatim ada diwilayah Sumenep Madura yaitu sebesar 0,53%, dan terendah ada di Banyuwangi yaitu sebesar 0,002%.
Sementara untuk inflasi tahun kalender, kata Dadang H, sampai April 2021 tercatat 0,75%, adapun inflasi tahun kalender 8 kota IHK di Jatim pada April 2021 tertinggi ada di Kota Madiun sebesar 0,93%, dan terendah ada di Kota Malang sebesar 0,22%.
“Secara umum inflasi di Jatim selama empat bulan yaitu Januari hingga April cenderung menurun, dimana inflasi April 2021 capai 0,10% terendah jika dibandingkan mulai bulan Januari, Februari, dan Maret 2021,” pungkasnya.xco