Surabaya, areknews – Sejalan dengan membaiknya perekonomian global, perekonomian Indonesia pada Triwulan I – 2021 pertumbuhan sebesar – 0,74% (YoY) meningkat jika dibandingkan dengan Triwulan IV – 2020 sebesar – 2,19% (YoY).
Perkembangan tersebut didorong oleh kinerja sektor eksternal yang meningkat tajam sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat dan akselerasi stimulus fiskal yang berlanjut.
Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah pada saat Bincang Bincang Media Jawa Timur secara virtual, Senin ( 10/5).
Menurutnya, perbaikan ekonomi domestik terjadi pada hampir semua komponen PDB sisi pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran kinerja ekspor pada triwulan I – 2021 tumbuh positif sebesar 6,74% ( YoY ), Meningkat tinggi dari capaian triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 7,21% ( YoY ).
“Perbaikan kinerja ekspor itu diteruskan dan ditopang oleh permintaan dari mitra dagang utama khususnya tiongkok dan Amerika serikat,” ujarnya.
Kemudian untuk perkembangkan dari sektor eksternal dan perbaikan investasi mendorong kinerja import tumbuh sebesar 5,27% ( YoY) dalam bentuk belanja barang, belanja modal dan bantuan modal Sedangkan dari sisi Lapangan Usaha (LU) melanjutkan Perbaikan seperti LU Pengadaan Air dan LU Jasa kesehatan.
Secara Spasial, perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung seluruh wilayah seperti Sulawesi – Maluku Papua (Selampua) tumbuh positif sejak triwulan IV 2020.
Sedangkan perekonomian Jawa Timur juga membaik, pada Triwulan I – 2021 melanjutkan perbaikan tumbuh sebesar – 0,44% (YoY) meningkat jika dibandingkan dengan Triwulan 4 – 2020 sebesar -2,64% (YoY) serta berada di atas kinerja Jawa (– 0,83% , YoY) dan Nasional (0,74,YoY).
Dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi didorong terutama peningkatan konsumsi pemerintahan, perbaikan investasi serta net ekspor antar daerah
“Peningkatan kinerja ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan konsumsi RT dan Ekspor LN,” terang Difi Ahmad Johansyah.
Kebutuhan Uang Lebaran 2021, diprediksi 4,7 Triliun
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Imam Subarkah mengatakan, perkembangan PUR di Jawa timur pada Triwulan I tahun 2021 mengalami pergerakan inflow (uang Masuk) sedangkan outflow (uang keluar) di Jawa timur saja dalam posisi net inflow sebesar 16, 34 triliun.
Sesuai dengan pola historisnya, pada Triwulan I tahun 2021 terjadi peningkatan inflow sejalan dengan berakhirnya momentum natal dan tahun baru.
Pada tahun 2021 proyeksi kebutuhan uang perbankan yang telah terealisasi diwilayah Jawa Timur sebesar 18,1 triliun pemenuhan tersebut meliputi UPB dan UPK.
“Hingga saat ini pemenuhan kebutuhan uang kartal masyarakat terutama HCS UPK dapat dipenuhi,” ujarnya.
Kemudian untuk kebutuhan uang kartal selama bulan Ramadhan dan jelang libur lebaran 2021, diprediksi sebesar 4,7 triliun dikarenakan kebutuhan tersebut didominasi oleh UPB (Uang Pecahan Baru) dalam rangka pengisian ATM.
“Selain itu, kebutuhan tersebut juga termasuk juga realisasi bantuan pemerintah yang terus Bergulir, berdasarkan proyeksi tersebut bank Indonesia di wilayah Jawa timur telah mempersiapkan dengan baik kebutuhan tersebut sesuai dengan jumlah dan pecahan yang diinginkan,” imbuhnya.
Untuk Layanan Penukaran Uang Rusak Serta Penukaran UPK 75 selama bulan Puasa Ramadhan pihak BI tetap melayani uang rusak, cacat dan dicabut peredaranya, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga kelayakan uang rupiah yang beredar.
Masyarakat dapat menukarkannya uang rusak, cacat dan dicabut dari peredaranya ke bank Indonesia setiap hari kamis, tentunya pelayanan tersebut tetap menggunakan protokol kesehatan.
animo masyarakat menukarkan UPK 75 Cukup tinggi selama Bulan Puasa baik secara individu maupun Kolektif baik melalui perbankan dan BPR ingin menukarkan UPK 75, namun mengingat tingginya permintaan UPK 75 di Jawa timur, alokasi UPK 75 yang ada di Jawa Timur sudah habis sehingga bank Indonesia tidak lagi melayani penukaran Uang UPK 75,” pungkasnya.xco