, ,

Kasus PMK Melandai, BPBD Jatim Tetap Gencar Lakukan Penyemprotan Desinfektan

Surabaya, areknews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD Jatim), akan tetap melakukan langkah langkah antisipasif, meskipun kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jatim tercatat menurun signifikan.

Selama kurang lebih satu tahun, BPBD Jatim bekerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari Dinas Peternakan (Disnak) hingga Pemerintah Pusat dan juga TNI Polri masif melakukan tindakan penanganan dan pencegahan.

Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto menjelaskan, kerjasama bahu membahu seluruh stakeholder tersebut membuahkan hasil yang positif, dimana setiap harinya grafik kasus PMK mengalami penurunan.

“Satgas, baik itu dari pihak Dinas Peternakan, kami BPBD, terus TNI Polri maupun dari teman teman Kabupaten Kota yang terlibat, menghasilkan hasil yang memuaskan, karena setiap hari grafiknya itu turun,” ujarnya kepada areknews.com, Sabtu (29/4).

Vaksinasi Masuk Tahab ke Lima

Satgas penanganan PMK di Jatim, bahkan telah melaksanakan vaksinasi hingga kini memasuki tahap ke lima. Gatot berharap, jumlah kasus yang terjadi juga akan semakin menurun, bahkan nihil.

“Kedepan, kita berharap PMK sudah bisa hilang dari Jawa Timur. Dan lebih umumnya untuk Indonesia,. Karena kalau masih ada satu saja, bisa menyebar kemana mana,” imbuhnya.

Selain vaksinasi, langkah strategis juga terus dijalankan oleh Satgas Penanganan PMK di Jatim, meskipun jumlah kasus mengalami penurunan signifikan. Antara lain, dengan melakukan sosialisasi dan penyemprotan desinfektan.

“Artinya dengan penyemprotan desinfektan, agar penyebaran virus itu tidak terjangkit ke hewan ternak. Serta dari Dinas Peternakan sendiri, proses vaksinasi kepada hewan ternak, sosialisasi kepada peternak, itu jalan terus,” tambahnya.

Penyemprotan Desinfektan Dilakukan Berkala

Untuk penyemprotan desinfektan yang dilakukan oleh BPBD Jatim, lanjut Gatot, dilakukan secara berkala serta merata ke sejumlah Kabupaten Kota yang terdapat potensi tingginya kasus PMK.

“Kami keliling untuk penyemprotan, melihat dari posisi potensi tingginya penyakit PMK yang update terakhir. Kemarin posisi kami melakukan di wilayah Jombang,” Gatot mencontohkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan kecukupan dosis vaksin, hingga obat bilamana masih ditemukan PMK pada hewan ternak.

Selain PMK, Dinas Peternakan juga gencar melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit seperti cacar.

“Vaksin sudah cukup, stok obat cukup, LSD sekarang sedang ditangani, vaksinasi sudah dilakukan LSD,” terangnya.

Indyah mengimbau kepada para peternak, untuk menjaga kebersihan kandang pada hean ternak. Hal itu untuk mengurangi penyebaran penyakit, baik PMK maupun LSD.

“Tetap jaga sanitasi kandang, jadi fases atau kotorngan jangan ada di kandang, karena itu sumber dari penularan, karena itu kalau ada telornya dari vector, itu ada caplak, ada lalat, itu yang bisa netes, itu yang bisa membawa ke ternak ang lain,” pesannya.

Untuk vaksinasi sendiri, di Jawa Timur per tanggal 27 April 2023 telah mencapai 93 persen. Yakni dari 4.566.950 ekor hewan ternak yang terdata, yang telah menerima vaksin sebanyak 4.236.975 ekor.met