, ,

Ketua Kadin Surabaya Sebut Idul Adha sebagai Trigger kebangkitan Peternak Lokal Jatim

Surabaya, areknews – Momen Hari Raya Idul Adha senantiasa dimaknai sebagai anjuran untuk senantiasa berkorban di jalan Allah dan berbagi dengan masyarakat kurang mampu. Namun menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, HM Ali Affandi LaNyalla M Mattalitti, ada satu makna lagi yang terkandung dalam ajaran tersebut, yaitu sebagai trigger atau pemacu kebangkitan bagi peternak lokal.

“Karena dalam ketentuan ajaran Islam, hewan yang dibuat kurban adalah onta, sapi, kerbau, kambing dan domba. Nah, Jatim ini lumbung ternak, populasi ternak sapi dan kambing di Jatim sangat besar. Ini perlu dibangkitkan kembali pasca terpuruk akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku menyerang Jatim pada tahun lalu,” ujar Mas Andi, panggilan akrab HM Ali Affandi LaNyalla M Mattalitti usai menyerahkan hewan kurban di kantor Partai Demokrat Jatim, Surabaya, Jumat (30/6/2023).

Sebagai wujud dari upaya menggerakkan peternak lokal, maka Mas Andi membeli sapi kurban jenis Limousin dengan berat 545 kilogram dari peternakan Rojokoyo di Lamongan Jatim. “Pemilik peternakan Rojokoyo ini anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Surabaya yang juga aktif di Satuan Pelajar-Mahasiswa Pemuda Pancasila. Ini wujud kolaborasi dalam membangkitkan peternak sapi lokal,” tandasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pada tahun 2022 populasi sapi potong di Jatim mencapai 5,07 juta ekor, naik dari tahun 2021 yang mencapai 4,9 juta ekor. Sementara untuk kambing atau domba populasinya mencapai 3,89 juta ekor naik dari tahun 2021 sebesar 3,74 juta ekor.

“Jatim berkontribusi sebesar 27 persen terhadap nasional, terbesar dibanding provinsi lain di seluruh Indonesia,” tandas Caleg DPR RI dari Partai Demokrat Dapil I Surabaya dan Sidoarjo tersebut.

Besarnya potensi peternakan Jatim ini harus terus dikembangkan agar mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di desa.

Program peternakan sapi potong harus terus digalakkan di desa-desa karena kebutuhan sapi potong di Indonesia cukup besar. Terlebih untuk memenuhi pasar daging sapi premium, Jatim masih harus impor.

“Kebutuham daging sapi pabrikan, hotel, restoran serta supermarket kelas premium masih disuplai dari impor. Ini harus diminimalisir dengan peningkatan kualitas daging sapi lokal, salah satunya melalui pelatihan SDM peternakan. Bagaimana cara menyembelih, itu juga harus diajarkan agar kualitas daging sapi yang dihasilkan bisa premium,” pungkasnya.met