, ,

BI Jatim Sebut Ekonomi Jatim Triwulan II Terus Membaik

Surabaya, areknews – Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur mencatat memasuki triwulan II-2023 ekonomi Jatim terus membaik. Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2023 tumbuh 5,24% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2023 (4,96%, yoy). Penguatan ini ditopang oleh perbaikan kinerja Investasi dan Konsumsi Pemerintah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BI Provinsi Jatim, Doddy Zulverdi di sela – sela Bincang Bareng Media (BBM) di gedung BI Surabaya, Selasa (5/9). “Kenaikan Konsumsi Pemerintah ditopang oleh kenaikan belanja pegawai (THR dan gaji ke-13) dan barang jasa sejalan dengan momen HBKN Idul Fitri,” ujar Doddy Zulverdi.

Ia menjelaskan, dari sisi permintaan, pertumbuhan tersebut dipengaruhi faktor Pendorong yaitu kenaikan Investasi sebesar 26%, dan kenaikan Konsumsi Pemerintah sebesar 3%.

Doddy menerangkan, perbaikan kinerja ekonomi lebih tinggi tertahan oleh perlambatan Ekspor akibat penurunan kinerja mitra dagang LN (AS, Eropa, dan Jepang) yang berdampak pada perlambatan kinerja LU Perdagangan.

“kurang maksimalnya kenaikan tersebut tertahan oleh penurunan konsumsi RT sebesar 60% dan ekspor kita yang turun signifikan yakni sebesar 52%,” terang Doddy. Sementara Konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan terpantau masih tumbuh tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

“ Hal tersebut dipengaruhi oleh base effect tingginya pertumbuhan pada triwulan II 2022 dimana pada periode tersebut pertama kali diperbolehkan untuk mudik lebaran semenjak pandemi Covid-19,” kata Doddy.

Sementara, tambah Doddy, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi jatim juga dipengaruhi kenaikan Industri Pengolahan sebesar 30% dan Konstruksi yang naik sebesar 9%.

Namun masih terdapat faktor yang menahan kenaikan pertumbuhan tersebut, yaitu turunnya perdagangan di Jatim sebesar 19% juga faktor Pertanian yang turun sebesar 10%.

Saat ditanya soal kenaikan harga beras di Jatim dan Surabaya khususnya akhir-akhir ini, Doddy mengatakan, kenaikan harga beras selama bulan Agustus dipicu oleh naiknya harga pupuk.

Selain itu, kata Doddy, menyusutnya lahan pertanian di Jatim serta dampak El Nino juga mempengaruhi kenaikan harga beras. “Tapi kami sudah berkoordinasi dengan Bulog Jatim untuk segera menangani kenaikan harga beras, agar tidak berdampak pada inflasi di Jatim,” pungkasnya.xco