, ,

Dinas Peternakan Berhasil Vaksinasi 6,8 juta Hewan Ternak Cegah PMK

Surabaya, areknews – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan dalam upaya menanggulangi munculnya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) patut diapresiasi. Bahkan tak butuh waktu lama, penyakit yang menyerang hewan ternak sapi dapat dijinakkan melalui vaksinasi. Terbaru, Dinas Peternakan bahkan menargetkan capaian vaksinasi hewan ternak hingga 100 persen.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Ir. Indyah Aryani mengungkapkan bukanlah yang mudah untuk menangani virus PMK yang melandan Indonesia. Bahkan penanganannya hingga tuntas tak cukup setahun.

“Kami targetkan kita akan bebas virus PMK tanpa vaksinasi pada tahun 2023-20235,” ujarnya saat ditemui di Pujon, Malang.

Meski demikian, saat ini patut diapresiasi lantaran Jatim sudah tidak ditemukan lagi virus PMK baru. Keberhasilan ini menyusul masifnya vaksinasi yang dilakukan oleh Dinas Peternakan. Tercatat hingga hari ini capaian vaksinasi sudah berada di angka 6,8 juta dosis dari target 7,3 dosis untuk tahun 2023.

Vaksinasi Sudah Berada di Angka 6,8 Juta Dosis

“Kita patut bangga, karena capaian ini merupakan yang tertinggi di Indonesia, Jawa timur menjadi leader atas capaian vaksinasi provinsi lainnhya,” lanjutnya. Bahkan di sisa waktu yang ada, petugas lapangan pun terus menggenjot vaksinasi dengan rata rata sebanyak 17.600 dosis perhari.

Selain memberikan vaksin pada sapi, Dinas Peternakan juga mencanangkan langkah vaksinasi kepada hewan ternak rentan lainnya seperti kambing, domba dan babi. Targetnya seluruh hewan ternak rentan sejumlah 10,4 juta ekor dapat divaksinasi. “Vaksinnya sudah tersedia, tinggal kami mengatur waktu pelaksanaannya saja,” kata Indyah.

Selain memberikan vaksinasi, Dinas Peternakan Jatim juga memberikan support kepada peternak, untuk lekas bangkit dari keterpurukan akibat serangan virus PMK. Untuk pemenuhan gizi ternak, untuk sapi perah yang produktif, Dinas Peternakan memberikan bantuan pakan konsentrat.

“Kami memberikan bantuan pakan konsentrat sebanyak 20 kg per ekor sapi yang produktif, dengan alokasinya pakan yang kami sediakan mencapai 25 ribu ton,” terang Indyah. Untuk mekanisme penyerahannya Dinas Peternakan akan menggandeng Koperasi Peternak untuk pendataan.

Tak hanya itu, Indya Aryani juga berpesan agar semua stakeholder khususnya peternak untuk mewaspadai lalu lintas ternak yang masuk maupun keluar dari Jawa Timur. Karena menurutnya tidak mungkin untuk menghentikan lalu lintas ini, lantaran Jawa Timur dikenal sebagai produsen sehingga ternak harus keluar untuk dapat menghasilkan uang.

“Saat ini kami memiliki 10 check point yang tersebar di perbatasan Jawa Timur, diantaranya di Ngawi, Banyuwangi, Ambulu, dan Ponorogo,” kata Indyah. Namun sayangnya efektifitas check point menurun seiring adanya jalan tol. Menurutnya petugas yang ada di perbatasan tak mungkin menghentikan kendaraan pengangkut ternak di jalan tol begitu saja, karena dapat menimbulkan bahaya. Untuk mengatasinya, ia mengungkaokan jika sudah menggandeng pihak Kepolisian untuk mengawasinya.

Salah satu peternak asal Desa Pujon Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, Harianto mengaku dirinya semat terpuruk saat virus PMK melanda beberapa waktu lalu. Bahkan dia harus kehilangan 8 ekor sapi perah yang dimilikinya. “Sebelum PMK jumlah sapi saya ada 30 ekor, sekarang tinggal 22 ekor,” tuturnya.

Menurutnya virus PMK ini merupakan salah satu ujian terberat bagi peternak yang menggantungkan hidup pada hewan ternaknya. Apalagi jumlah susu yang diproduksi menurun. Sapi tidak mau makan sehingga tak ada asupan gizi yang masuk.

“ Jika biasanya per ekor sapi bisa memproduksi hingga 15 liter, namun saat terkena PMK hanya bisa memproduksi 5 liter,” terang Harianto. Bahkan pasca sembuh dari PMK pun, butuh waktu sekiytar 2 pekan agar sapi kembali normal.

Namun demikian ia bersama peternak lainnya patut bersyukur, produksi susu dari hewan ternak mereka kembali meningkat dan semakin baik. Hal ini tak lepas dari bantuan pakan konsentrat yang diberikan Dinas Peternakan Jawa Timur melalui koperasi peternak.

“Kami dapat bantuan dari Pemerintah, total ada 50 kg pakan konsentrat per ekor sapi, yang penyalurannya melalui koperasi bagi sapi yang produktif menghasilkan susu,” lanjut Harianto. Saat ini koperasi di Kecamatan Pujon mencapai 9.462 peternak.met