Kediri, areknews – Dinas Pendidikan Kota Kediri serta Psikologi IAIN Kediri berkolaborasi dengan Yayasan Lembaga Perlindungan Anak Kediri serta Psikologi IAIN Kediri mengelar seminar parenting bertajuk “Tetap Bahagia Mendampingi Buah Hati Tercinta”
Seminar yang menghadirkan 3 Narasumber yaitu, Heri Nurdianto S. Pdi, M.Pd dari YLPA Kediri, Ibnu Qoyim, Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Kediri, dan Shofi Mirwani M. Psi, Dosen Psikologi IAIN Kediri, bertempat di Gedung Yayasan Pendidikan YBPK Kota Kediri, Jl Mayor Bisma Semampir,
Dalam sambutanya, Heri Nurdianto S. Pdi, M.Pd dari YLPA Kediri, mengatakan sengaja diadakan seminar ini untuk melayani anak berkebutuhan khusus di Kota Kediri, dengan mendatangi sekolah – sekolah dengan workshop dialog agar orang tua harus tahu apa yang dibutuhkan oleh anak. Apapun tentang dunia mereka di usia produktif tersebut.
“Orang tua itu memiliki peran yang sangat penting sehingga kita mengajak atau menggandeng orang tua untuk berkolaborasi dengan guru, berkolaborasi dengan lembaga-lembaga masyarakat , untuk melakukan advokasi anak berkebutuhan khusus sehingga anak-anak tersebut bisa terdampingi, bisa hidup nyaman aman bersama keluarganya di rumah, ” ujar Heri, Sabtu, (11/11/2023).
Ditempat yang sama, Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Kediri, Ibnu Qoyim, mengatakan Dindik Kota Kediri membuka ruang seluas-luasnya untuk anak ABK di fasilitasi disediakan setiap jenjang mulai dari TK SD SMP, dinas akan berkerjasama dengan dewan pendidikan, dan YLPA untuk menyelenggarakan acara seperti.
Lebih lanjut, Ibnu menambahkan, jika orang tua siswa menjumpai permasalahan kekerasan seksual pada anak, kasus bully, kasus percobaan bunuh diri, maka segera berkoordinasi dengan YLPA Kediri. Sehingga, persoalan tersebut dapat tertangani dengan baik.
“ yang bersangkutan berada tepat disamping saya ini, Pak Heri Nurdianto S. Pdi, M.Pd . Beliau siap untuk pendampingan hingga penanganan permasalahan tersebut dapat tertangani dengan baik, “ pintanya.
Sementara Shofi Mirwani M. Psi menjelaskan kebanyakan di luar sana ketika orang tua mendapatkan diagnosis anak-anak yang berkebutuhan khusus. Contohnya, secara fisik, psikis, psikologis dan akademis anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki keterbatasan, dan sebagainya, kebanyakan orang tua menolak .
“Biasanya orang tua tidak bisa menerima, marah, depresi hingga ada orang tua menolak tidak mau berhadapan dengan anak, mereka merasa putus asa dalam menghadapi hidup, tidak bergairah untuk menghadapi anaknya, kadang juga tidak mengikuti perkembangan anaknya, dan merasa Allah tidak adil pada dirinya karena memiliki anak ABK,”katanya.
Di seminar ini, lebih jauh dia menjelaskan bahwa ada kiat-kiat khusus untuk orang tua dari anak berkebutuhan khusus dari Shofi Mirwani M. Psi, Dosen Psikologi IAIN Kediri. Diantaranya, pertama orang tua harus bisa menerima diri dengan baik dulu,
“ Dengan status ABK dalam artian mengidentifikasi dulu perasaannya, Bagaimana emosi-emosi menjadi positif, ini kan kaitan dengan emosi, bagaimana dia bisa menerima anak dengan baik atau legowo, “ jelasnya.
Kedua, Shofi Mirwani melanjutkan bagaimana orang tua itu bisa memposisikan agar bisa mengelola emosinya dengan baik, dengan status anak dengan ABK itu kan kadang ada pikiran-pikiran negatif, kita bisa identifikasi pikiran-pikiran negatif itu dirubah ke pikiran-pikiran yang positif.
“ misalnya anakku enggak bisa, anakku enggak mampu, anakku enggak cukup baik, Nah kita ganti pikiran-pikiran yang ke arah lebih positif, Karena apa ketika kita lebih terjerumus tulang pikiran-pikiran negatif, maka tidak ada solusi, Sehingga orang tua kesulitan memahami potensi yang dimiliki anaknya,” ucapnya
Kemudian, masih kata dia, yang ketiga adalah pikiran-pikiran negatif tersebut dilawan ke arah atau diubah jadi positif. “Sebagai contoh, misalnya saya enggak mampu dan saya mampu dan sebagainya. Dan, keempat kalau sudah tidak mampu lagi menangani emosi, Ya carilah ahlinya menyelesaikan masalah. Jadi tetap bahagia bersamanya anak-anak dengan status ABK,” pungkas Shofi Mirwani (adv/wan)