Surabaya, areknews – Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi atau kondisi darurat dalam mengamankan pasokan listrik kepada masyarakat khususnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menggelar simulasi tanggap bencana dan huru-hara. Bersinergi bersama stakeholder terkait, simulasi yang diikuti oleh 212 personel ini digelar di Kabupaten Situbondo, Pamekasan, Banyuwangi, Kediri dan Kota Malang.
Dalam pelaksanaannya, PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Jember berkolaborasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Rabu (7/02). PLN UP3 Banyuwangi melaksanakan giat pada Kamis (1/02). PLN UP3 Pamekasan berkolaborasi dengan Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) Sabtu (3/02) sementara PLN UP3 Kediri pada Selasa (30/01) dan PLN UP3 Malang berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan giat pada Senin (29/01).
Di Pamekasan, simulasinya mengasumsikan adanya aksi unjuk rasa di depan Kantor PLN UP3 Pamekasan yang berpotensi mengganggu keamanan pasokan listrik, khususnya menjelang Pemilu.
Dalam kesempatan tersebut, anggota Security PLN UP3 Pamekasan juga diingatkan untuk menjaga netralitas dalam Pemilu, menjaga integritas dan mengutamakan pelayanan pelanggan dalam bekerja.
Selain itu dalam melayani pelanggan Security harus memberikan informasi dengan cara yang baik dan lengkap, mengetahui product knowledge PLN. “Security harus menjaga penampilan, sehingga pelanggan nyaman ketika datang kekantor PLN,” jelas pelatih dari TNI AL, Peltu Marinir Dedik Susianto.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo menjelaskan banyak aset PLN yang merupakan objek vital nasional. Oleh karena itu, PLN harus siaga terhadap berbagai kemungkinan seperti terjadinya huru-hara ataupun bencana.
“Apabila kondisi darurat terjadi, PLN harus siap siaga dan segera teratasi. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk memastikan pasokan listrik kepada masyarakat dapat berjalan dengan aman, lancar tanpa ada kendala,” kata Agus.
Dalam simulasi tanggap darurat ini, akan menguji dan mengevaluasi kembali pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi darurat dan juga peralatannya. Sehingga jika hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kebakaran maupun bencana alam, semua petugas sudah siap siaga dalam menghadapi kondisi darurat dan menggunakan alat dengan baik.met