,

BPBD Jatim Siap Kawal Wilayah di Jatim yang Terdampak Kekeringan

Surabaya, areknews – Provinsi Jawa Timur mulai memasuki Musim kemarau, diprediksi mulai pada bulan Mei lalu hingga nanti di bulan Desember 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim telah bersiaga untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu langkahnya adalah dengan menyiapkan dropping air bersih.

BPBD Jatim telah memetakan wilayah-wilayah di Jatim yang berpotensi mengalami kekeringan. Berdasarkan data tahun 2023 lalu, ada 23 kabupaten/kota di Jatim yang saat ini mengeluarkan status siaga darurat maupun status tanggap darurat, ada dua wilayah di kabupaten Blitar dan Jombang yang masuk dalam status tanggap darurat, sedangkan seperti Bojonegoro, Pacitan, Madiun, Kediri, Madura, itu masih masuk dalam status siaga.

“Kami berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk melakukan kalkulasi kebutuhan air bersih saat musim kemarau datang,” kata Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Jatim, Selasa (23/7/2024).

Penanganan kekeringan di Jatim dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas. BPBD Jatim fokus pada penanganan kekeringan kritis di wilayah-wilayah seperti Madura Raya.

“Kekeringan di musim kemarau akan menjadi masalah serius apabila tidak ada langkah preventif. Oleh karena itu, BPBD Jatim dan kabupaten/kota akan memaksimalkan suplai air bersih, pompa air, tandon serta makanan,” tuturnya.

Upaya pencegahan kekeringan lainnya yang dilakukan BPBD Jatim adalah dengan mengoptimalkan sumber air yang ada, sepert sungai, waduk, dan embung. Selain itu, BPBD Jatim juga mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan air dan melakukan penanaman pohon.

Musim kemarau di Jatim tahun ini diprediksi berlangsung selama enam bulan, lebih singkat dibandingkan tahun lalu. “Semoga tahun ini musim kemaraunya tidak terlalu lama,” pungkas Gatot saat ditemui di kantor BPBD Jatim.met