Surabaya, areknews – Pemerintah melalui PT PLN (Persero) memberikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada sebanyak 3.603 warga kurang mampu di Kabupaten Malang. Dengan penerapan program BPBL di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses listrik sebagai bentuk energi berkeadilan.
Bantuan ini sejalan dengan komitmen PLN mendukung program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi (RE). Tercatat hingga triwulan II tahun 2024, RE PLN di Jawa Timur telah mencapai angka 99,56%.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Ahmad Mustaqir mengatakan pihaknya akan terus mendukung program pemerintah dalam pemerataan kelistrikan.
“Listrik adalah kebutuhan pokok. PLN terus berupaya menghadirkan listrik untuk semua masyarakat sehingga dapat merasakan dan mengakses listrik. Dan semoga dengan adanya listrik ini, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menggerakkan roda perekonomian,” kata Mustaqir.
Penyalaan pertama program BPBL telah dilakukan pada Sabtu (26/10) kepada penerima bantuan di Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Jumiayah (41), salah satu penerima bantuan pasang baru listrik yang sehari-harinya berjualan sayur dan gorengan keliling mengucapkan syukur atas bantuan listrik yang diterima.
“Belasan tahun saya menyalur dari tetangga, cobaannya ada saja. Dengan bantuan ini, saya jadi punya meter sendiri. Terima kasih PLN dan Pemerintah,” ujarnya.
Anggota Komisi VII DPR RI Moreno Suprapto juga mengatakan adanya listrik sangat bermanfaat bagi warga.
“Terimakasih atas kerjasama PLN dan Pemerintah. Program BPBL di Kabupaten Malang dapat berjalan dengan baik sehingga listrik dapat dimanfaatkan anak-anak belajar di malam hari. Semoga ke depan bisa sambang sambung lebih banyak lagi.” ucap Moreno.
Senada, Kementerian ESDM melalui Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Wahyudi Joko Santoso menyampaikan kesediaan listrik yang cukup, andal dan ramah lingkungan merupakan kebutuhan masyarakat. Tapi, masih terdapat masyarakat yang belum dapat menikmati listrik karena kendala biaya.
“Program yang dijalankan sejak tahun 2022 ini tetap lanjut hingga tahun 2024, dan tahun ini menargetkan 150.000 rumah tangga se-Indonesia,” ujar Wahyudi
Wahyudi menyampaikan, Program BPBL ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, penerima BPBL diharapkan tidak lagi tergantung dari tetangga untuk penyediaan listriknya. Ia berharap dengan program BPBL susut jaringan dari sambungan ilegal melalui penarikan kabel ke tetangga dapat berkurang.
“Perlu diketahui, sambungan listrik yang tidak sesuai dengan kaidah keselamatan ketenagalistrikan seperti tidak dipasang oleh badan usaha yang terakrediasi dan tenaga teknik yang tersertifikasi tentu sangat berbahaya,” ujar Wahyudi.
Hingga Oktober 2024, program BPBL telah melistriki 23.737 rumah tangga di seluruh Jawa Timur. Dimana rencana program ini akan menyasar sebanyak 26.605 rumah tangga hingga akhir tahun.met