Surabaya, areknews – Arif Fathoni Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya sependapat gagasan yang disampaikan oleh Adam Rusydi Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur dari Dapil Sidoarjo. “Bahwa penanganan banjir di Surabaya dan Sidoarjo ini tidak bisa parsial,” ujarnya kepada wartawan Jumat (27/12)
Menurut legislator dari Fraksi Partai Golkar ini, karena surabaya dan Sidoarjo merupakan daerah kantong ketika Jawa timur dilanda hujan yang cukup deras ditambah dengan air laut pasang. “Tentu itu akan membuat air meluber ke Surabaya dan Sidoarjo,” ungkap Arif Fathoni akrab disapa Thoni.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah Provinsi mengundang bupati dan wali kota yang daerahnya dilintasi sungai berantas untuk berembuk bareng melakukan penanganan banjir secara komprehensif dari hulu ke hilir.
“Sehingga Surabaya dan Sidoarjo ini tidak menjadi and user aliran air terakhir,” tutur Thoni. Ia mencontohkan, seperti kejadian pada hari selasa kemarin bahwa intensitas curah hujan sangat tinggi d seluruh wilayah Jawa timur.
Menurutnya, otomatis air kiriman dari dataran tinggi yang masuk ke sungai Surabaya dan Sidoarjo berbenturan dengan air laut yang sedang pasang
“Sehingga meluber ke mana mana membuat genangan atau banjir di kota Surabaya dan Sidoarjo ini tidak segera surut,” beber Thoni. Ia menjelaskan, Surabaya sendiri di tahun depan akan mengalokasikan anggaran sebesar 1,3 triliun untuk penanganan banjir.
Tetapi, perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya itu dirasa masih akan kesulitan, menurutnya manakala tidak ada penanganan dan koordinasi yang komprehensif dengan daerah daerah yang letak geografisnya lebih tinggi dibandingkan dengan Surabaya.
“Makanya kami sependapat gagasan mas Adam Rusydi ini agar gubenur mengajak rembuk bareng dengan kepala kepala daerah yang daerahnya dilintasi oleh aliran sungai berantas,” terangnya.
Ia menuturkan, baik bagaimana menata rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan bagaimana menata bozem – bozem-nya di daerah penyangga dan lain sebagainya.
“Termasuk bagaimana kewajiban penanganan sungai sungai yang merupakan wewenang dari daerah pemerintah provinsi,” papar Thoni.
Ia mencontohkan, salah satunya sungai yang dekat dengan pondok Candra yang merupakan perbatasan antara Surabaya dengan Sidoarjo.
“Ketika banyak eceng gondok dan aliran hujan deras ditambah air laut pasang tentu akan meluber ke kanan dan ke kiri sehingga Surabaya daerah gunung anyar banjir dan Pondok Candra juga banjir,” imbuh Thoni.
Untuk itu, pihaknya kembali berharap, inisiatif pemerintah provinsi diperlukan dalam waktu dekat sehingga ke depan meski cuaca sedang tinggi dan air laut sedang pasang.
“Mudah mudahan penanganannya bisa lebih cepat untuk membuat air ini surut dan tidak menggenangi rumah warga,” pungkas Thoni juga Ketua Partai Golkar Kota Surabaya.xco