Malang, areknews – Sebagai perusahaan yang memiliki resiko tinggi kejadian darurat kapan saja bisa terjadi. Ketika keadaan darurat terjadi semua harus siap tak terkecuali warga yang berada di sekitar wilayah operasi. Mereka perlu mendapatkan pendidikan safety dasar yang harapannya tidak pernah terjadi keadaan darurat yang sebenarnya.
Hal itulah yang mendasari Fuel Terminal Malang Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus mengadakan simulasi keadaan darurat pada Rabu pagi (19/2). Simulasi tersebut melibatkan warga masyarakat sekitar Kelurahan Ciptomulyo Kecamatan Kecamatan Sukun dan komponen kedaruratan Kota Malang seperti Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan Ciptomulyo, Pemadam Kebakaran, RS Hermina, RSI Aisyiah, Polsek, Koramil serta pemerintah daerah setempat.
Simulasi ini dilakukan setiap tahun dengan skenario yang berbeda. Skenario yang dilakukan kali ini adalah anjloknya gerbong ketel kereta yang membawa produk BBM yang kemudian menyebabkan tumpahan sehingga terjadi kebakaran pada gerbong ketel tersebut. Pada proses pemadaman, api semakin membesar. Menghindari resiko terjadi eskalasi kebakaran dan berdampak ke warga, Pertamina kemudian melakukan evakuasi warga ke titik kumpul (assembly point) demi keamanan warga. Warga kemudian tampak lari teratur dipandu security Pertamina dan ada yang memainkan peran sebagai korban yang juga nampak menghayati perannya mengalami luka ringan akibat terjatuh dan ada warga penderita stroke yang ditangani tim medis ambulance yang beristirahat di posko pengungsian.
Area Manager Comm, Rel & CSR Ahad Rahedi mengatakan bahwa koordinasi merupakan hal paling penting dari simulasi ini. “Dalam keadaan darurat apalagi di tengah kondisi panik, warga harus bisa mengerti prioritas penanganan dan yang terpenting adalah alur koordinasi. Dalam hal ini seperti petugas yang harus memahami rute evakuasi, mengarahkan warga ke titik kumpul (assembly point), serta penanganan seperti apa yang dilakukan pada saat kejadian,” jelas Ahad.
“Simulasi rutin diadakan dengan beragam skenario untuk mempersiapkan dan memperkaya referensi warga yang notabene sangat dekat dengan wilayah operasi. Warga jangan khawatir, tim Pertamina maupun Pemerintah akan selalu siaga membantu dan menyiapkan sistem penanganan tercepat. Hal ini penting menjadi langkan antisipasi, namun pasti kita semua tidak menginginkan kejadian yang sebenarnya terjadi,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bidang Peringatan Dini FPRB Kelurahan Ciptomulyo, Abdur Rahman mengapresiasi terlaksananya simulasi keadaan darurat di Fuel Terminal Malang sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antara perusahaan, pemerintah, aparat, tenaga medis, serta masyarakat sekitar. “Kegiatan ini memperkuat sinergi dalam menghadapi potensi insiden industri, memastikan respons yang cepat dan efektif, serta membangun ketangguhan bersama,” papar Abdur.
Dalam kegiatan ini diberikan juga bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa tiga unit tenda komando untuk Program CSR Ciptomulyo Tanggung Bencana yang diinisiasi atas kerjasama Fuel Terminal Malang dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan Ciptomulyo.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan CSR melalui Program Tangguh Bencana dari Fuel Terminal Malang, berupa tenda komando yang akan sangat bermanfaat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Kami berharap simulasi semacam ini terus dilakukan secara berkala guna meminimalkan risiko dan menciptakan lingkungan yang lebih aman,” tutup Abdur.met