Jember, areknews – Dukung pendidikan nonformal melalui pelestarian budaya lokal, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur melalui tanggung jawab sosial lingkungan memberikan pendampingan pada Kampung Wisata Belajar Tanoker Ledokombo, Jember.
Tanoker terbentuk berawal dari keprihatinan Suporahardjo bersama istri untuk membentuk kampung wisata belajar yang mewadahi anak-anak pekerja migran untuk bermain, belajar, tidak merasakan kesepian, meningkatkan kapasitas dan pembentukan karakter melalui permainan tradisional khususnya Egrang.
“Melalui Tanoker ini, kami mengenalkan permainan Egrang dan melakukan pembinaan karakter serta budaya. Harapannya, anak-anak disini bisa menularkan semangat kepada lingkungan sebayanya. Kami juga sudah merambah ke sekolah-sekolah untuk menyebarkan budaya egrang ini lebih luas lagi,” papar Suporahardjo.
Sejak 2024 awal, PLN ikut berkolaborasi mendampingi perjalanan Tanoker untuk memajukan permainan tradisi khususnya Egrang. Oleh anak-anak Ledokombo, Egrang telah dimodifikasi menjadi tarian dan permainan yang banyak diminati anak-anak di lingkungan sekolah tingkat dasar dan menengah. Berkat hal tersebut, Tanoker tidak hanya menjadi tempat belajar dan bermain melainkan tempat daya tarik wisata serta budaya. Bahkan di Kabupaten Jember telah terdapat event tahunan yakni festival egrang.
Mendapat perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, kini permainan egrang pun telah menjadi kurikulum khusus. Tidak hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan, egrang juga diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai luhur seperti kerjasama, sportivitas, dan rasa percaya diri pada siswa.
“Kurikulum egrang ini bukan sekadar mengajarkan keterampilan fisik, lebih dari itu, egrang menjadi media efektif untuk menumbuhkan karakter siswa yang berbudaya dan memiliki daya saing,” kata Tulus Wijayanto mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo mengatakan kolaborasi PLN Peduli dengan Tanoker Ledokombo ini menjadi bagian dari kepedulian perusahaan terhadap edukasi kesenian khas daerah. “Budaya tradisional banyak yang terkikis oleh zaman, anak-anak menjadi tonggak penting untuk melestarikan budaya yang ada,” ujar Agus. Tidak hanya pelestarian budaya, kolaborasi ini juga mendukung pembentukan generasi penerus dengan mengacu pada nilai-nilai lokal.met