Surabaya, areknews – Bagi warga Tionghoa untuk merayakan malam Tahun Baru Imlek biasanya diwarnai dengan kumpul bersama keluarga dan kerabat dekat. Puji dan syukur dipanjatkan melalui doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ketinggalan bagi Calon Wakil Gubernur Jatim Puti G Soekarno juga menyampaikan ucapan “Selamat Tahun Baru Imlek 2018. “Semoga kesejahteraan mewarnai rakyat, bangsa dan negara, di tahun ini,” kata cucu Bung Karno saat berkunjung ke Masjid Cheng Ho Surabaya, kemarin.
Puti G Soekarno yang juga mantan anggota DPR RI ini sengaja mengunjungi Masjid Cheng Ho di Kota Surabaya, untuk bertemu dengan komunitas muslim Tionghoa sekaligus mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. “Saya bahagia bertemu sesama warga bangsa. Saya merasakan persahabatan yang sangat erat,” ujarnya.
Menurutnya, kesederhanaan itu juga tidak mengurangi rasa syukur dan kegembiraaan atas semua berkah yang telah kita nikmati bersama selama ini. Jika mengenang perjalanan tahun baru Imlek tidak terlepas dari peran penting Gus Dur dan Ibu Megawati. “Dalam penetapan Hari Raya Imlek, menunjukkan jiwa besar para pemimpin bangsa, dalam mengayomi keanekaragaman budaya di Indonesia. Kita, generasi penerus, merasa bersyukur telah mewarisi itu semua,” tambahnya.
Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya, termasuk budaya-budaya yang hidup di Jawa Timur, yang tercermin dari berbagai corak hidup masyarakat. “Kekayaan budaya itu salah satunya adalah budaya Tionghoa, yang telah lama berakulturasi dengan budaya-budaya lain yang lebih dulu ada di Nusantara ini,” jelasnya.
Peran Gus Dur dan Megawati Imlek Hari Libur Nasional
Sementara itu, Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan Selamat Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Cina 2569 yang jatuh pada hari Jumat (16/2/2018). “Selamat Tahun Baru Imlek 2018. Gong Xi Fat Cai 2569. Semoga keberkahan dan keselamatan mewarnai Bangsa Indonesia, khususnya Jawa Timur,” kata Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dalam pesan tertulisnya.
Gus Ipul mengenang keberanian mantan Presiden ke – 4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pamannya, yang juga mantan Ketua Umum PBNU, yang dikenal aktif mempromosikan multikultural Indonesia. “Di masa Presiden Abdurrahman Wahid juga, telah ditetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur,” kata Gus Ipul, yang Ketua PBNU itu.
Imlek ditetapkan Presiden Gus Dur sebagai hari libur melalui Keputusan Presiden Nomor 19/2001, tanggal 9 April 2001. Sejak saat itu, warga Tionghoa mendapatkan kebebasan kembali untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Kemudian, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Imlek ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional tahun 2002, dan berlaku mulai tahun 2003 sampai sekarang. Gus Ipul dan Puti G Soekarno sama-sama berpesan agar Tahun Baru Imlek 2018 diperingati dengan kesederhanaan, tanpa mengurangi rasa khidmat atas semua anugerah Tuhan.xco