Lamongan, areknews.com – KH. Mas Anom Suroto , S. Ag, yang lebih dikenal “Kyai Dalang Tanpo Wayang” gelar Istighotsah Karomah ” Selawean ” Wirid Qolbi, bertempat di kediamannya , desa Mojorejo, kecamatan Modo, Lamongan, Minggu ( 25/2). ”Ini Istighotsah selawean rutinan, dilaksanakan setiap tanggal 25, setiap bulannya, mas ,” ujarnya.
Jamaah yang hadir dalam istighosah dari berbagai daerah, seperti dari Lamongan, Tuban, dan Surabaya. ”Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik, dan jamaahnya terus bertambah,” imbuh Mas Anom yang Ketua Pengembangan dan Da’wah Wirid Qolbi Pusat Indonesia Lamongan ini menambahkan.
Kegiatan Istighotsah Wirid Qolbi ini juga disertai Baksos ( Bakti Sosial), pengobatan penyakit mata, dan berbagai macam penyakit lewat terapi dengan air permata zamrud moldavite.
”Termasuk program peningkatan kecerdasan intelektual dan spiritual bagi usia 7 -25 tahun, Alhamdulillah setelah istiqomah ikut istighotsah dan pengobatan, banyak yang sembuh,” ujar Mas Anom yang alumni Ponpes Maqom Tahrir Khulfatul Banat, Rengel Tuban, asuhan KH Achmad Tulib .
Untuk pengobatan terapi penyakit mata teknisnya dikerjakan oleh, Rano Heris, sedangkan terkait berbagai penyakit lainnya ditangani langsung pengasuh ormas Wirid Qolbi Indonesia KH. R. Saiful Farihanun, S. Ag ( Gus Hanun).
Puluhan ibu – ibu jamaah dari Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban, dan Bojonegoro satu persatu dengan sabar nampak ikut pengobatan mata. Ny Sriah dan Ny Wari, jamaah asal Tuban yang menderita rabun mengaku enteng setelah diterapi.
”Tadi sebelum diterapi kalau melihat nggak jelas, seperti ada bayangan atau samar, sekarang sudah mbayang,” ujar Sriah. ”Setelah diterapi untuk melihat terang mas, tadi kalau melihat tidak jelas,” kata Ny. Wari menimpali.
Sekitar seratusan orang jamaah ini hadir ikut Istighotsah meski ditengah hujan yang terus mengguyur. Karena hidayah ratusan jamaah ini berdatangan mengikuti Istighotsah dengan khusyu .
Sementara erat kaitannya da’wah, atau syiar islam dilaksanakan Mas Anom. Da’wah dan wirid qolbi lanjutnya tidak dapat dipisahkan. Sebab keduanya bila dilakukan secara baik, istiqomah, akan mampu memperbaiki hati nurani dan akhlak.
” Da’wah intinya adalah untuk mengajak umat beramal shalih, sementara wirid qolbi intinya membangun hubungan dengan Allah, secara terus menerus, ” terang Mas Anom.
Oleh sebab itu KH. Mas Anom Suroto, sebagai mubaligh diamanahi untuk terus berda’wah guna memberi pencerahan terhadap umat , sekaligus menyelamatkan umat dari keterpurukan. Sehingga kata Mas Anom : Ri..Ri, ora bakal mari berda’wah, membangun akhlak mulia umat, sebelum mati atau ajal menjemput,” tuturnya.
Dalam kerangka membangun kecerdasan mental spiritual generasi muda, umat, ” Kyai Dalang Tanpo Wayang. ”Dirinya mengaku punya cita – cita yaitu ingin membangun Ponpes Karomah Wirid Qolbi di sekitar Modo. ” Dan Insya Allah Ponpes Kharomah Wirid Qolbi di Kabupaten Lamongan, nanti satu – satunya, di Indonesia, ” tutur Mas Anom Suroto.
Pola yang digunakan dalam berda’wah, dilakukan Mas Anom berbeda dengan mubaligh lainnya. Guna mencairkan suasana ditengah jamaah dalam da’wahnya Mas Anom, di sertai Qasidah.
Qasidah Fatwa Nada ini mengiringi Mas Anom saat menyanyikan lagu dangdut, pop, campursari bahkan saat menukil cerita wayang, dalam da’wahnya. Cara ini ternyata ampuh, sehingga jamaah kerasan mendengarkan tausyiah, awal hingga akhir.
Misi da’wah yang disampaikan Mas Anom tersampaikan. ”Pesan ataupun materi da’wah bisa fokus dan sampai pada jamaah, ” terang Mas Anom yang pernah di undang da’wah di Hongkong ini.
Statemen senada disampaikan Gus Hanun. Menurut Pengasuh Wirid Qolbi Indonesia tujuan Wirid Qolbi dalam kerangka membangun kecerdasan dan kemandirian umat dengan membumikan program remomen sprint/ revolusi moral, mental, spiritual , intelektual.
Menurutnya Revolusi moral itu ,merubah dan memperbaiki perilaku umat yang kurang terpuji, menjadi prilaku yang baik serta terhormat . ”Seperti halnya sifat koruptif , hilang berganti sikap positif,” terang Gus Hanun yang hadir Istighotsah Selawean ,di kediaman KH. Mas Anom Suroto.xco