Sidoarjo – Sampah organik seperti kotoran sapi dan blotong tebu, yang selama ini menjadi polemik dimasyarakat karena bisa mencemari lingkungan dan menimbulkan bau busuk, jika ditangani secara tepat, blotong tebu dapat dimanfaatkan.
Berlokasi di tanggulangin, Sidoarjo, sudarsono pria berusia 35 tahun ini bersama tiga puluh karyawan yang merupakan warga sedesanya , “menyulap” limbah pabrik gula tebu ,atau bisa disebut blotong menjadi pupuk organik yang memiliki nilai ekonomis.
Dalam satu bulan bapak dua anak ini ,bisa menghasilkan 1000 ton pupuk organik yang siap jual ke pabrik besar, seperti petro kimia gresik. Nilai jual 1000 ton pupuk organik bisa mencapai satu milyar rupiah .
Kabupaten Sidoarjo yang saat ini memiliki lebih dari satu pabrik gula, menghasilkan limbah tebu ber ton-ton tiap harianya. berawal dari ide inilah pria yang sebelumnya bekerja sebagai pengerajin tas di tanggulangin , beralih profesi sebagai pengelolah limbah.
Bagaimana membuat pupuk organik dari blotong?, awalnya blotong tebu yang diambil dari pabrik gula, harus dikeringkan terlebih dahulu selama lima sampai tujuh hari lalu limbah tebu dibawah ke tempat pengolahan, disana blotong dicampuk kotoran sapi, kapur pertanian dan mixtro (bahan mikroba bakteri). agar merata pengadukan menggunakan mesin aduk.
” Karena banyak limbah blontong tebu dan kotoran sapi yang tidak diman
faatkan maka saya olah menjadikan pupuk organik sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya,” Sudarsono , pengolah limbah menjadi pupuk organik.
Pilihan sudarsono menggeluti usaha baru pengolahan limbah ini sejak tahun 2013, awalnya bermodal 500 juta dari utang bank.namun saat ini utang di bank sudah hampir lunas.
Sudarsono juga membantu mayarakat sekitar yang sebelumnya menganggur kini mendapatkan pekerjaan.
Tidak hanya itu, perannya yang dilakukannya saat ini turut membantu program pemerintah, tentang swasembada pangan mewujudkan ketahanan pangan nasional. (novem/ad)