“Komoditas emas akan tetap menarik. Baik untuk investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Tahun depan, kami targetkan volume transaksi mencapai di kami mencapai 1,2 juta lot,” ujarnya, Sabtu (24/11).
Untuk jumlah nasabah, kata Teddy, saat ini sudah mencapai 15.000. Jumlah itu sudah termasuk penambahan nasabah baru tahun ini yang sebanyak 2.500 nasabah. Penambahan 2.500 nasabah itu masih lebih rendah dibanding target penambahan nasabah tahun ini sebanyak 3.000 nasabah.
Pihaknya berupaya agar target penambahan nasabah itu bisa tercapai dengan meningkatkan sosialiasi ke masyarakat terkait perdagangan komoditas berjangka. “Total jumlah nasabah secara nasional di perdagangan berjangka ini mencapai 120.000. Masih jauh di bawah pasar saham yang sebanyak 1,4 juta SID (Single Investor Identification),” tambahnya.
Menurut Teddy, tingginya jumlah investor di pasar saham karena nilai investasinya sangat jauh lebih kecil dibanding perdangangan berjangka. Untuk menjadi investor saham, minimal hanya butuh dana Rp100.000. Sementara untuk berinvestasi di perusahaan berjangka, minimal investasinya sebesar Rp100 juta.
Meski investor saham jumlahnya cukup besar, yakni 1,4 juta, namun yang bertransaksi hanya sekitar 800.000. Begitu halnya di perdagangan berjangka, dari 120.000, yang aktif bertransaksi hanya 80.000. “Di kami juga sama, dari 15.000 nasabah, yang aktif transaksi kurang dari 10.000. Makanya, akan didorong semua nasabah untuk aktif bertransaksi,” jelasnya.xco