Surabaya, areknews – Anggota Komisi B DPRD Surabaya Edi Rachmat, MM meminta Pemkot Surabaya lebih transparan terhadap proses pemilihan direksi PD Pasar Surya. DPRD sebagai bagian dari pemerintah daerah juga memiliki kewenangan untuk mengetahui setiap kebijakan yg dilakukan oleh pemerintah kota.
“Pemilihan direksi PD Pasar sangat penting karena berkaitan dengan eksistensi sejumlah pasar tradisional di Surabaya yang saat ini dinilai masih belum optimal,” ujarnya. Ketua DPC Hanura Kota Surabaya ini memandang, figur direksi PD Pasar sangat penting sehingga pemilihanya pun harus tepat siapa yg mampu untuk mengatasi berbagai persoalan menyangkut pasar.
Pihaknya berharap sebelum diumumkan ke publik ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada DPRD siapa yang terpilih menjadi direktur utama Pd Pasar Surya. Sebelumnya, tim rekrutmen atau panitia seleksi (Pansel) calon direksi PD Pasar Surya Kota Surabaya menyerahkan nama-nama calon direksi yang lolos dalam fit and proper test pada 7-8 Desember 2018 lalu ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Ada sembilan nama (dari 16 nama yang mengikuti fit and proper test) sudah diserahkan ke wali kota. Rinciannya, tiga nama adalah calon Direktur Utama, berikutnya masing-masing dua nama untuk calon Direktur Administasi Keuangan (DAK), calon Direktur Pembinaan Pedagang (DPP) dan calon Direktur Teknik dan Usaha (DTU).
Untuk calon dirut adalah RM Muchlissaleh Diponegoro, Teguh Wijayanto dan Zandi Ferriansa. Untuk DAK yakni Fajar Raharjo dan Sutjahjo, serta untuk DPP yaitu M Taufikurahman dan Wahyu Siswanto. Sedangkan untuk DTU adalah Muhibudin dan Yusuf Wibisono.
Nama Sudah ‘Dikantong’ Wali Kota
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah memilih calon direksi PD Pasar Surya. Calon direksi yang dipilih ini untuk mengisi kursi Direktur Utama (Dirut), Direktur Administasi Keuangan (DAK), calon Direktur Pembinaan Pedagang (DPP) dan calon Direktur Teknik dan Usaha (DTU).
“Sudah, sudah kita tentukan, bentar lagi SK nya turun,” ujarnya Rabu, (13/2). Sayangnya, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Surabaya ini enggan membocorkan nama-nama yang dipilih. Risma beralasan tidak ingat dengan nama untuk masing-masing direksi.
“Aku lupa, sudah ada kok, jangankan ini, ketemu Pak Teguh (Mantan Dirut RPH) saja aku lupa, sampai dia memperkenalkan diri,” jelasnya. Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini mengungkapkan, penentuan pilihan direksi ini melalui proses yang cukup panjang. Tidak saja mengacu kepada hasil fit and proper test, tapi juga melihat rekam jejak dari calon.
“Hasil teknis saja aku ndak mau, aku lihat rekam jejaknya juga. Dua direksi rekam nejaknya bagus dan yang satu ngak,” ujarnya tanpa menyebutkan nama. Wali kota dua periode ini menjelaskan, tugas direksi bukan hanya mencari untung. Tapi mereka harus bekerja untuk memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat.
“BUMD bukan hanya semata mencari untung, bagi aku untuk masyarakat, kalau untung alhamdulillah, misal PDAM ndak boleh ada tarif naik. RPH juga ngak ngasih keuntungan, tetap lebaran barang (daging) harus ada,” tungkasnya.xco