Surabaya, areknews – Pansus Retribusi Kekayaan Aset Daerah DPRD Kota Surabaya kembali menggelar hearing dengan sejumlah instansi terkait, termasuk mengundang Dispora Kota Surabaya.
“Tadi saya menangkap Dispora lebih banyak ke pendapatan, bukan prestasi olahraga,” ujar John Thamrun Sekretaris Pansus Retribusi Kekayaan Aset Daerah DPRD Kota Surabaya usai hearing, Kamis (20/2) siang.
Menurut Thamrun, kalau berbicara tentang pendapatan olahraga seharusnya bukan ada di Dispora tetapi ada di kedinasan yang lain. “Ini kelihatannya salah konsentrasi,” katanya.
Oleh karena itu, Pansus memberi kesempatan kepada Dispora untuk berbicara dengan pihak KONI dan seluruh Pengda serta cabang olahraga yang lain untuk kembali merumuskan berapa sebetulnya angka sesungguhnya
“Baik yang bisa ditarik ataupun yang ditetapkan dalam retribusi kedepannya termasuk yang ada didalamnya,” tuturnya.
Thamrun menjelaskan, setiap masing – masing cabang olahraga berbeda seperti softball dan bisball, menurut ia ini cabang olahraga yang tidak menarik uang sama sekali kepada para olahragawannya.
“Kalau sudah tidak ditarik walaupun dikenakan retribusi menurut pak Afgan tadi hanya 36 ribu/ jam kalau dikalikan 10 jam inikan menjadi suatu permasalahan sendiri bagi klub yang ada,” katanya.
Klub yang ada ini, lebih lanjut Thamrun mengatakan, bukan klub profesional tetapi klub binaan dan kalau binaan berarti tidak ada pendapatan sama sekali.
“Kalau tidak ada pendapatan berarti berapapun nilai retribusi yang nanti akan ditetapkan yang masih berupa draf raperda ini pasti tidak akan bisa terpenuhi,” katanya.Bahkan, menurut Politisi PDIP ini, tidak akan bisa meningkatkan prestasi tetapi justru mematikan prestasi,
“Kami tidak akan mengarahkan ini ke konsentrasi pendapatan, tetapi konsentrasi kepada prestasi olehraga,” tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya Afghani Wardhana Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya mengatakan dalam hearing ini pihaknya fokus ke sofball yang di bicarakan lagi dan hasil hearing dikatakan berjalan lancar. “Alhamdulillah berjalan lancar semuanya,” ujar Afghani Wardhana saat ditemui usai hearing.
Terkait jaminan disampaikan dalam hearing ini, Afghani menjelaskan, pihaknya mencoba mensondingkan dengan gelora Bung Karno Jakarta atau tempat lain dan disana ada uang jaminan.
“Yang dimana pemohon atau pemakai stadion itu menjaminkan uang disana,” katanya. Afghani mencontohkan GBT 1,5 miliar mungkin ditempat lain juga begitu.
“Saya hanya mengantisipasi dan ini bentuk dari antisipasi pemerintah kota,” katanya. Hal itu, kata Afghani, ketika ada penggunaan gelora bung tomo misalkan ada kerusakan dan sebagainya
“Alangkah baiknya apabila ketersediaan anggaran sudah siap ketika ada kerusakan tinggal mengganti,” pungkasnya.xco