Surabaya, areknews – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menerima pengaduan salah satu warga bernisial H yang istrinya dalam kondisi Orang Dalam Pemantauan (ODP) gejala virus Corona yang dikenai biaya. “Tadi ceritanya saya pas ngantor,” ujar Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Rabu (18/3) pagi.
Dari pengakuan warga tersebut, Anggota Fraksi PKS ini mengatakan, memang dianjurkan di rumah, namun dalam kondisi seperti ini, menurutnya warga perlu datang kesini jika ada keluhan terkait kebutuhan pelayanan.
“Dari staf pamdal tadi mengatakan ada warga yang sudah tes corana mau mengadu dan lain sebagainya,” katanya.
Hasil ditemui, Reni menjelaskan tadi warga dari Surabaya Barat ini menyampaikan bahwa, istrinya dalam kondisi ODP menurut keterangan dari rumah sakit Unair yang dites, tapi masih menunggu hasil lab.
“Karena memang ada batuk, panas dan sesak nafas kayak flu lalu disarankan isolasi,” terangnya, usai menemui warga.
Dari cerita warga ini, lebih lanjut Reni mengatakan, istri warga ini beberapa hari lalu baru tiba dari bali, kemudian suhunya panas sampai 39 derajat Celsius. “Langsung dibawa ke rumah sakit dan diperiksa kreteria ODP sambil nunggu hasilnya,” katanya.
Dari hasil itu, istri warga tersebut di isolasi di rumah, dipisahkan dari putra putri dan cucunya hanya didampingi suaminya.
Keluhan pengaduan warga ini, menurut Reni adalah kenapa dikenai biaya dan pihaknya sudah melihat ada biaya terkait dengan torak dan obat obatan. “Tadi saya sudah coba komunikasi sama Dinas Kesehatan,” katanya.
Reni menjelaskan, untuk torak dan obat obatan berhubung bapak dan istrinya ini memegang kartu BPJS harusnya BPJS yang menanggung (biaya).
“Untuk yang tes dan ODP nya ditanggung oleh pemerintah kota, tapi tadi yang dikeluhkan kenapa foto torak dan obat obatan kok bayar,” terangnya.
Karena informasi dari media yang diterima oleh warga ini kalau tes gratis, Reni menerangkan, itu ada tahapannya seperti torak dan tes darah lengkap, tapi warga ini mengeluh kenapa dikenai biaya. “Semestinya yang darah lengkap sama torak inikan bisa ditanggung BPJS,” ungkapnya.
Atas pengaduan ini, Reni berharap bisa menjadi evaluasi bersama sama dan pihaknya memahami pihak rumah sakit Unair. “Saya bisa memahami pihak rumah sakit unair ini,” tuturnya.
Menurut Reni, mungkin kondisi pihak rumah sakit Unair saat ini banyak didatangi warga untuk melakukan tes disana.
Untuk itu, pihaknya juga mengajak pemerintah kota bersama sama untuk membangun kerjasama dengan rumah sakit Unair.
“Kami juga mendorong pemkot memastikan betul mekanisme warga yang akan melakukan periksa apalagi warga yang mengalami gejala seperti istri dari bapak tadi yang kondisinya tidak sehat di isolasi di rumah,” tegasnya.
Lebih lanjut Reni mengatakan, dari dinas kesehatan menyampaikan bahwa pihak puskemas akan segera mendatangi rumah bapak ini untuk memastikan isolasi tersebut bisa secara baik. “Karena di rumah itu ada anggota keluarga yang lainnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit Unair.
“Nanti saya koordinasikan dulu dengan rumah sakit ya ,” ujar Febria Rachmanita saat dikonfimasi.xco