Surabaya, areknews – Sejak pemusatan latihan (TC) timnas u16 diliburkan akibat pandemi Covid 19, Bek tengah timnas garuda muda M. Rangga Aditya Saputra memanfaatkan waktu untuk membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan kue pukis juga ikan laut di pasar.
Melihat waktu luang yang banyak, Rangga memilih membantu ayah ibunya berjualan. Tak tanggung-tanggung, dia berjualan di pagi hari dan berlanjut di sore sampai petang hari.
Mulai pagi, setelah ibadah subuh, Rangga sudah bersiap untuk menyiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk berjualan kue pukis di Pasar Pondok Jati, Sepanjang, Sidoarjo.
Di balik kelihaiannya menggocek si kulit bundar, tangan-tangan Rangga juga luwes dalam mengolah racikan kue pukis yang nikmat. Tak heran, banyak pelanggan tetap yang selalu mengantri dibuatkan pukis legit buatannya.
“Kalau biasanya bantu jualan kalau libur latihan aja. Biasanya Sabtu dan Minggu, pas rame-ramenya juga,” terang pemain berbakat jebolan PS Maesa ini.
Rangga sudah cukup mahir membuat kue pukis. Pantas saja, mulai dari duduk di bangku SD dirinya sudah ikut bantu-bantu orang tuanya berjualan. Kini, siswa kelas 10 SMA PGRI Lawang dan Ricky Nelson Academy ini sudah bisa berjualan sendiri tanpa dipandu orang tuanya.
Lapak kue pukisnya biasanya sudah mengepul mulai jam 05.30 WIB dan tutup sampai habis sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selanjutnya, Rangga harus pulang ke rumahnya yang berada di daerah Kedurus, Surabaya.
Selepas berjualan itu, Rangga kembali mengerjakan tugas sekolah yang diberikan secara online selama anjuran pemerintah untuk sekolah dari rumah atau work from home (WFH).
Setelah salat Ashar, Rangga biasanya mengisi waktu sore untuk latihan ringan untuk menjaga kebugaran tubuhnya biar tetap prima. “Biasanya latihan stretching-stretching pakai alat sederhana. Latihan ball feeling juga,” terang pemuda bertinggi 171 sentimeter ini.
Nah, setelah maghrib, Rangga harus kembali bekerja membantu ayahnya berkulakan ikan-ikan segar, untuk kemudian dijual kembali. Mulai jam 18.00 WIB dirinya harus segera pergi ke depo pasar ikan di Pasar Pabean Cantikan agar memperoleh ikan yang cukup.
Jarak Pasar Pabean Cantikan dengan rumahnya cukup jauh, sekitar puluhan kilometer. Setelah mendapat aneka ikan, baru dia memboyong dagangan ke lapak berjualannya di Pasar Pondok Jati.
Rangga pun tak canggung dengan bau amis ikan dan bersentuhan dengan sisik-sisik ikan. Dia sudah cukup lihai bermain pisau untuk membersihkan sisik dan insang ikan. Bahkan, dia tanpa jijik-jijik tangannya berlumuran aroma amis khas ikan laut.
Lelaki muda yang sumeh ini juga selalu menebar senyum pada setiap pelanggannya. Ternyata tak sedikit kaum hawa yang menjadi pelanggan ikan setia lapak milik Rangga.
“Jualannya sampai jam 8 atau 9 malam. Karena besok pagi harus jualan pukis lagi, “imbuh Rangga.
Meski semakin banyak waktu bantu-bantu orang tua, Rangga tetap masih bertanggung jawab untuk berlatih setiap hari. Apalagi dirinya merupakan punggawa timnas sepak bola garuda muda U16.
Rangga mengaku sudah lebih dari sebulan tidak berlatih bersama teman-teman timnas. Latihan tim terakhir sekitar pertengahan bulan Maret lalu saat TC di Bekasi. Setelah virus corona merebak, pemusatan latihan diakhiri lebih cepat dan semua pemain dipulangkan.
Meski demikian, lanjut Rangga, para pemain masih wajib berlatih dan di bawah pantauan pelatih. Dirinya harus berlatih pada hari-hari tertentu yang sudah dijadwalkan. Bedanya, dia latihan di halaman depan rumahnya kemudian harus direkam video kemudian dikirimkan kepada pelatih.
“Kalau ada latihan timnas, saya nggak bantu berjualan. Karena harus latihan terus dikirimkan videonya pada Coach Gilang, pelatih di timnas, ” ujar pemain yang juga sahabat dekat almarhum Alfin Lestaluhu pemain timnas u16.
Rangga pun tetap bersemangat dan optimis pagebluk pandemi Corona ini cepat berlalu dan bisa menjadi hikmah pelajaran bersama. “Saya sebenarnya sangat rindu kawan-kawan di mess akademi dan kawan di timnas. Semoga Allah SWT segera mengakhiri pandemi ini,” pungkasnya.xco
Galeri Foto Bek Tengah Timnas Garuda Muda