Surabaya, areknews – Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 diprakirakan akan mengalami kontraksi akibat COVID-19, dan diperkirakan akan kembali tumbuh pada tahun 2021 (V-shape Recovery) sejalan dengan hasil positif sejumlah kebijakan yang ditempuh banyak negara dalam menghadapi pandemi COVID-19 termasuk Indonesia.
Hal tersebut mendorong optimisme perekonomian Jawa Timur yang akan recovery lebih cepat, sejalan dengan respon penanganan COVID-19 dari berbagai pihak, baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta dukungan masyarakat secara umum.
Hal ini disampaikan oleh Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam diskusi, Selasa (28/4) bersama media.
Difi juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah meresmikan Lumbung Pangan Jatim sebagai bentuk upaya untuk memastikan tersedianya pasokan pangan strategis dengan harga yang stabil.
“Dengan layanan yang sesuai protokol Covid-19, serta dapat diakses secara online, Lumbung Pangan Jatim mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan strategis masyarakat Jawa Timur,” terangnya.
BI Provinsi Jawa Timur juga terus berupaya untuk mendorong sektor rill (UMKM dan Pesantren) melalui peningkatan kapasitas secara digital. Beberapa pelatihan terus dilakukan secara digital agar UMKM mampu bertahan selama pandemi Covid-19.
Pelatihan tersebut mencakup kemampuan adaptasi produksi (shifting) usaha, hingga digital marketing untuk memperluas jangkauan penjualan produk UMKM.
“BI Provinsi Jawa Timur juga akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan otoritas terkait dalam menempuh langkah-langkah kolektif untuk melakukan pemantauan, asesmen dan mitigasi implikasi penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas ekonomi di Jawa Timur,” imbuh Difi.
Sementara itu, Harmanta Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi menambahkan, disisi lain, kondisi inflasi juga relatif stabil dan terjaga dalam rentang target inflasi nasional yakni 3±1%.
Optimisme tersebut didukung dengan hasil asesmen IMF yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 diprakirakan akan mengalami kontraksi sebesar -3% (yoy). “Namun diperkirakan akan kembali tumbuh tinggi sebesar 5,8% di tahun 2021,” jelasnya.
“Sejumlah upaya telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik di level Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menjaga stabilitas harga, ketersediaan pasokan serta kelancaran distribusi komoditas pangan strategis ditengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah,” katanya.xco