Surabaya, areknews – Driver online salah satu sektor pekerjaan yang sangat terdampak Covid-19. Apalagi di beberapa kota yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), nasib mereka sungguh kasihan.
Mereka butuh uang untuk menghidupi keluarga. Selain itu, tidak sedikit dari mereka masih memiliki tanggungan kepada bank atau leasing. Sehingga, mereka diragukan bisa membayar tagihan setiap bulannya.
Atas kondisi ini, DPRD Surabaya mengupayakan agar driver online di Surabaya memperolah relaksasi dari perusahaan pembiayaan. Tujuannya agar beban hidup di tengah pandemi covid-19 sedikit berkurang.
Ketua Komisi B DPRD Surabaya Luthfiyah mengatakan, beberapa waktu lalu sudah mengundang berbagai pihak untuk membahas kemungkinan relaksasi kepada driver online. Hasilnya, beberapa leasing menyanggupi, dan beberapa lagi belum bisa memberikan keputusan.
“Kita minta relaksasi, karena driver online ini kasihan, mereka terdampak (covid-19),” ujarnya, Selasa (9/6).
Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, dewan hanya meminta keringanan pembayaran sesuai dengan kemampuan debitur. Pembayaran cicilan setiap bulan disesuaikan dengan kemampuan driver online.
“Wewenang bank dan leasing bisa menganalisa, mana yang mampu dan yang tidak. Beberapa bank dan leasing sudah oke, sebagian belum nunggu keputusan pusat, karena cabang ngak bisa ngambil kebijakan sendiri,” terangnya.
Menurutnya, relaksasi ini bisa berupa penundaan cicilan, bisa keringanan bunga. Relaksasi ini bunyinya tidak wajib, artinya tidak ada paksaan kepada perusahaan pembiayaan. “Tapi kondisi seperti ini jangan sampai kirim debt collector, itu pemaksaan dan ngak etis,” tukasnya.xco