Surabaya, areknews – DPRD Kota Surabaya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Universitas Airlangga (Unair) yang selama ini telah berkiprah luar biasa dalam membantu penanganan COVID-19 di Kota Pahlawan.
Empat pimpinan DPRD berkunjung ke Kantor Rektorat Uniar, dan berdiskusi dengan Rektor Prof M Nasih tentang penanganan COVID-19, Senin (15/6).
Keempat pimpinan Dewan itu, yakni Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Wakil Ketua DPRD Laila Mufidah, AH Thony dan Reni Astuti.
”Unair menjadi salah satu kampus pelopor dalam penanganan COVID-19. Unair membuktikan bahwa kampus ini adalah bagian dari sumber ilmu abadi sebagaimana guci berisi air abadi yang dibawa Garuda Mukti, tunggangan Bhatara Wisnu, dalam lambang Unair,” ujar Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono seusai bertemu Rektor Unair Prof M Nasih.
Hadir pula dalam pertemuan itu Ketua Senat Akademik (SA) UNAIR Prof. Djoko Santoso dan Sekretaris Unair Koko Srimulyo.
Di akhir pertemuan, Rektor Unair memberi buku berjudul “Menjaga Nalar Mencari Jalan Keluar” yang berisi tentang berbagai pemikiran dan pengalaman Uniar menangani COVID-19.
“Terima kasih Pak Rektor atas bukunya yang inspiratif ini. Mengingatkan kita semua untuk menjaga nalar dalam mencari jalan keluar di masa sulit ini,” kata Adi, politikus PDI Perjuangan.
Adi mengatakan, Unair penuh dedikasi dalam membantu pemerintah menangani pandemi COVID-19. Lembaga Penyakit Tropis (LPT) atau Institute of Tropical Disease (ITD) Unair menjadi andalan pengetesan spesimen untuk uji usap (swab) dari berbagai daerah.
RS Unair juga menjadi rumah sakit rujukan COVID-19. Bahkan, Unair bahkan telah membikin gedung khusus, yakni Rumah Sakit Klinik Infeksi (RSKI), untuk pasien COVID-19 yang dipisahkan dengan pasien umum, sehingga pengobatan untuk pasien umum tetap lancar.
“Kami juga mendapat kabar dari Pak Rektor, biaya operasional RSUA yang tiap bulan Rp 15 miliar, tapi sejak ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang menangani COVID-19, pemasukan hanya Rp 2 miliar,” ujar Adi.
Yang terbaru, Unair menemukan kombinasi regimen dari lima obat untuk penanganan COVID-19. Penemuan kombinasi regimen obat itu, menurut para peneliti Unair, efektif mempercepat pemulihan pasien COVID-19. Penelitian itu didukung BIN dan BNPB.
Kombinasi regimen obat itu terdiri atas Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, Lopinavir/ritonavir dengan doxycycline, Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine, Hydroxychloroquine dengan azithromicyne, dan Hydroxychloroquine dengan doxycycline.
”Penelitian kombinasi regimen obat ini menjadi harapan baru bagi kita semua untuk mempercepat penyembuhan pasien COVID-19. Apalagi, dalam penelitian itu dikatakan bahwa dosis masing-masing obat lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya. Ini tentu bisa mengurangi efek toksik obat tersebut bila ia jadi obat tunggal,” ujarnya.
Adi menambahkan, Unair juga menemukan formula dalam penelitian stem cell (sel punca) untuk penanganan COVID-19. Ada dua formula yang ditemukan, yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.
”Dengan ketekunan, kegigihan, kerja keras, sikap tawakkal, dan semangat khas arek Suroboyo, para peneliti Unair menunjukkan dedikasi yang luar biasa sehingga bisa menghasilkan temuan progresif, mulai kombinasi regimen obat hingga stem cell, untuk penanganan COVID-19,” ujar ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya itu.
Adi juga mengucapkan selamat kepada Unair yang berhasil menaikkan peringkatnya di jajaran kampus terbaik dunia. Bulan ini, peringkat Unair menurut QS World University Rangkings (QS WUR) melonjak signifikan menjadi peringkat 521-530 kampus terbaik dunia dari 1.000 kampus dunia. Secara nasional, Unair di posisi keempat kampus terbaik.
”Ini kebanggaan. Seluruh pemangku kepentingan di Surabaya, termasuk DPRD, mendukung Unair terus mendarmabaktikan dirinya bagi dunia riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dicetuskan di era kepemimpinan Presiden Sukarno,” papar Adi yang juga alumnus Unair.xco