Surabaya, areknews – Tak ada semangat, tak ada gairah. Barang kali itulah gambaran yang terlihat di wajah-wajah siswa-siswa sekolah di Jawa Timur. Bagaimana tidak, masa sekolah dan berinteraksi dengan teman sebaya serta guru lenyap. Mereka hanya berkomunikasi secara virtual, tatap muka melalui online yang menjadikan masa-masa kebersamaan hilang.
Fakta itu juga dialami Yoga Putra Reswara, siswa SMPN 30 Surabaya. Sebagai seorang siswa yang dilahirkan 2006 lalu, masa-masa kecil yang harus dilalui bersama teman sebayanya harus berkurang, bahkan hilang. Ia memilih banyak berdiam diri dirumah dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah secara jarak jauh. Terkadang,ia meminta bantuan kedua orang tuanya untuk mengerjakan pekerjaan sekolah yang diberikan sang guru.
Sementara kedua orang tuanya-pun rela untuk menyisihkan waktu demi sang anak. Orang tuanya tak peduli meninggalkan sedikit pekerjaan yang menjadi rutinitas keseharian. Dalam benak orang tua ini, anak kesayangannya harus memperoleh pengawasan dalam mengenyam pendidikan layak.
Dengan Pendidikan layak ini, maka cita-cita yang diinginkan untuk masa depannya bisa tercapai tanpa banyak rintangan. Iya… wabah Corona Virus Disease (Covid-19) lah yang menjadikan anak jauh dari pergaulan dengan teman sekolah, teman sebaya dan guru yang menjadi mentor untuk memperoleh Pendidikan layak.
Virus Corona yang sudah menjadi pandemi ini memupuskan harapan banyak pihak, namun secercah harapan dan optimis harus dipupuk demi melanjutkan keberlangsungan kehidupan kedepan. “Saya kangen teman-teman, saya kangen sekolah. Tidak enak belajar di rumah terus,” cletuk Yoga Putra Reswara.
Anak kedua dari pasangan Puryanto dan Suminah ini memiliki harap kuat kedepan. Ia mengaku sangat optimis untuk mengikuti perubahan kehidupan baru atau new normal. Menurutnya, perubahan inilah yang menjadikan dirinya lebih kuat. “Saya tetap bawa masker terus. Pokoknya saya ingin sekolah lagi dan bertemu teman di sekolah” papar dia.
Peran Ibu Sangat Penting
Perubahan gaya hidup ini juga terus ditekankan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, perubahan didunia Pendidikan akibat Covid-19 sangat terasa. Kondisi ini menuntut peran penting seorang ibu untuk beradaptasi dalam Pendidikan di era Covid-19 ini.
“Yang dibutuhkan adalah karakteristik ibu milenial yang melek teknologi serta pola asuh sesuai dengan zaman,” katanya dalam Webinar Nasional I dengan Tema Mencetak Ibu Milenial Pembangun Generasi Emas 2045 di Era Pandemi Covid-19, Selasa (11/8).
Khofifah menuturkan, perubahan Pendidikan akibat pandemi Covid-19 terjadi diseluruh dunia. Proses Pendidikan daring menjadi solusi untuk tetap melanjutkan pengajaran. “Peran teknologi untuk menunjang Pendidikan sangat penting,” terang Ketua Umum PP Muslimat NU.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengaku sangat merasakan keresahan siswa-siswa yang ada di Jawa Timur. Ia mengaku telah membuat rencana-rencana kedepan untuk kebaikan bersama, salah satunya memilih beberapa sekolah untuk melakukan Pendidikan tatap muka di masa Covid-19.
“Saya terus berkomunikasi dengan Bu Gubernur untuk menambah sebaran sekolah yang melaksanakan Pendidikan tatap muka. Meski demikian, Pendidikan dengan daring tetap akan dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi,” ucapnya.Slamet Riyadi